jpnn.com - Ganjar Pranowo bergabung bersama Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan panen raya di Kebumen (9/3).
Ketiga tokoh itu berkumpul bareng lalu berjalan ke tengah sawah tanpa pengawalan.
BACA JUGA: Perkenalkan Sosok Ganjar Pranowo, OMG Sumut Ramaikan Event Kreasi Komunikasi
Terlihat akrab dan gayeng, penuh dengan simbolisasi politik.
Warga yang bekerumun dari jauh berteriak memanggil nama Jokowi.
BACA JUGA: Soal Kebersamaan Jokowi, Prabowo, dan Ganjar, Elite PKB Bereaksi Begini
Ada juga yang berteriak memanggil Prabowo.
Akan tetapi, tiba-tiba ada warga yang meneriakkan nama lain, ‘’Pak Tugiman….’’.
BACA JUGA: Soal Kebersamaan Jokowi - Prabowo - Ganjar, Wasekjen PDIP: Jangan Dimaknai Berlebihan
Ternyata Ganjar Pranowo menyahuti teriakan warga itu.
Prabowo memang ditugasi oleh Jokowi untuk mengatasi masalah ketahanan pangan.
Akan tetapi, publik pasti bertanya-tanya apa hubungan menteri pertahanan dengan ketahanan pangan.
Tentu tidak ada hubungannya, kecuali kesamaan kata dasar ‘’tahan’’.
Kemunculan Prabowo menjadi sinyal politik tersendiri.
Momen itu--untuk kesekian kalinya—menjadi ajang pamer kedekatan Jokowi dengan Prabowo.
Momen itu untuk kali kesekian menjadi sinyal bahwa Jokowi mengendorse Prabowo untuk menjadi penggantinya.
Isu kocok ulang kabinet sempat terdengar kencang, tetapi kemudian redup dan menghilang.
Akhir Februari lalu isu itu muncul seiring dengan mundurnya Zainuddin Amali sebagai menteri pemuda dan olahraga, karena akan fokus menjadi wakil ketua umum PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).
Mundurnya Zainuddin Amali akan menjadi lokomotif yang bakal menyeret gerbong reshuffle.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Golkar sudah menyiapkan Sarmuji sebagai menteri pemuda dan olahraga.
Sarmuji ialah anggota DPR RI dari Golkar yang juga merangkap sebagai ketua DPD Golkar Jawa Timur.
Sarmuji tidak begitu dikenal, tetapi tiba-tiba namanya muncul sebagai kandidat menteri menggantikan Zainuddin Amali.
Skenario lain yang muncul adalah Zainuddin Amali akan menggantikan Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI. Duet Erick Thohir-Zainuddin Amali terpilih menjadi ketua umum dan wakil ketua umum PSSI dalam kongres luar biasa Feberuari lalu.
Satu wakil ketua umum lagi yang terpilih ialah Ratu Tisha Destria yang pernah menjadi sekjen PSSI.
Erick Thohir menjadi salah satu hot favorite untuk menjadi salah satu calon wakil presiden yang bakal maju pada Pilpres 2024.
Erick tidak punya partai, tetapi dia sudah ‘’dilamar’’ oleh PAN (Partai Amanat Nasional) untuk digandengkan dengan Ganjar Pranowo.
Manuver Erick yang super-aktif menjadi indikasi bahwa dia mempunyai target politik tertentu.
Kedekatan Erick Thohir secara pribadi dengan Jokowi bisa menjadi tiket baginya untuk masuk ke kontestasi 2024.
Pembentukan KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) yang terdiri dari PAN, Golkar, dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) disebut-sebut bakal menjadi perahu cadangan bagi Erick Thohir.
Jika Erick Thohir didaftarkan sebagai calon wakil presiden pada pendaftaran Oktober mendatang, maka kemungkinan besar ia akan mundur dari jabatannya sebagai ketua umum PSSI.
Atau, setidaknya Erick akan non-aktif dari posisi ketua umum PSSI. Karena itu Zainuddin Amali disiapkan untuk mengisi kursi Erick Thohir di PSSI.
Duet Ganjar Pranowo-Erick Thohir sudah disuarakan oleh PAN dalam rapat kerja nasional di Semarang beberapa waktu yang lalu.
Pada kesempatan itu, Ganjar dan Erick diundang dan diperkenalkan di depan kader-kader PAN.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pun memberi isyarat yang terang-benderang untuk menjagokan duet itu.
Akan tetapi, manuver Zulhas bak bertepuk sepertiga tangan.
Dua partai anggota KIB tidak terkesan oleh manuver Zulhas.
Golkar yang punya saham suara terbesar dalam koalisi tidak tertarik oleh ide Zulhas.
Golkar sebagai partai paling tua dan paling berpengalaman tentu tidak mau didikte oleh partai lain.
Golkar juga tidak mau menjadikan dirinya sebagai partai ojek yang hanya dipakai untuk mengangkut penumpang lain.
PPP juga tidak tertarik terhadap manuver Zulhas.
PPP malah bermanuver sendiri melalui Romahurmuzy—mantan ketua umum dan mantan narapidana kasus korupsi—yang sekarang menjadi ketua Majelis Pertimbangan Partai.
Romy mengadakan pertemuan dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membahas kemungkinan koalisi.
Pertemuan ini memicu desas-desus bahwa KIB terancam gulung tikar.
Koalisi ini sudah mencuri start paling awal dengan melakukan deklarasi bersama.
Akan tetapi, sampai sekarang belum ada satu nama pun yang dimunculkan sebagai capres-cawapres.
Golkar sebagai partai terbesar masih tetap keukeuh dengan keputusannya untuk mencalonkan Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden, meskipun daya jualnya sangat rendah.
Manuver Romy membuat situasi runyam.
Kalau PPP lari ke PDIP maka KIB akan berantakan.
Jika KIB bubar jalan, maka Jokowi harus putar otak untuk mencarikan jalan bagi Ganjar Pranowo untuk mendapatkan partai pengusung.
Pertemuan segitiga di Kebumen itu hanya isyarat kecil bahwa mungkin Jokowi juga berpikir untuk memasangkan duet Prabowo-Ganjar dengan kendaraan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, Gerindra dan PKB.
Skenario ini tidak bakal mulus, karena Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak akan menyerah begitu saja.
Belakangan ini manuver Muhaimin makin lincah dengan mengumpulkan 99 kiai NU (Nahdlatul Ulama) di Sidoarjo dan mengendorse Muhaimin sebagai calon presiden.
PKB mungkin saja bersedia melepas koalisinya kepada pasangan Prabowo-Ganjar, tetapi dengan kompensasi yang ‘’high cost’’.
Posisi Ganjar Pranowo sekarang serbasulit.
Dia diabaikan oleh PDIP sebagai partai induknya.
Jokowi berusaha keras mencarikan jalan untuk Ganjar Pranowo, tetapi jalan itu terjal, licin, dan berbahaya.
Ganjar—alias Pak Tugiman—sekarang seolah menjadi yatim politik, atau mirip anak yang tidak diakui oleh orang tuanya. (**)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror