jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menyerukan dakwah zakat, infak dan sedekah (ZIS) untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia, sekaligus membantu rakyat Palestina.
Kiai Noor menyampaikan seruan tersebut saat khutbah Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (19/7).
BACA JUGA: Grand Syekh Al-Azhar Apresiasi Komitmen BAZNAS Membantu Palestina
"Dana zakat tidak hanya bermanfaat untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia tetapi juga berperan di pentas dunia, seperti membantu rakyat Palestina," kata Prof. Noor.
Menurut data, pada 2022, banyak masyarakat yang sudah dientaskan dari kemiskinan dengan dana zakat yang dikelola oleh BAZNAS.
BACA JUGA: Aplikasi Menara Masjid BAZNAS Jadi Solusi Digitalisasi Pengelolaan UPZ Masjid
Meski dalam konteks negara, jumlah tersebut belum terlalu banyak, tetapi ini menunjukkan kontribusi Muslim yang yang sangat besar.
Tidak hanya itu, lanjut Kiai Noor, BAZNAS juga tidak hanya mengentaskan kemiskinan di dalam negeri, tapi bisa berkontribusi di luar Indonesia, seperti Palestina.
BACA JUGA: Baznas Bazis DKI Panen Ikan Kerapu Centang di Pulau Tidung, Sebegini Jumlahnya
BAZNAS hingga saat ini sudah mengumpulkan Rp 300 miliar untuk membantu masyarakat di negara yang masih menderita dijajah Israel itu.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengutip Al-Qur'an Surat At-Tawbah ayat 60, bahwa Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Menurut Kiai Noor, terdapat dua kekuatan utama pada zakat, yaitu untuk membersihkan raga dan menjaga kesucian jiwa. Dengan demikian, orang yang membayar zakat bersih fisik dan hatinya, lahir dan batinnya.
Zakat, jelas Prof. Noor, memiliki peran penting dalam Islam, memberikan manfaat bagi penerima zakat (mustahik) dalam berbagai aspek. Zakat juga merupakan instrumen pengentasan kemiskinan dan sebagai instrumen dalam menumbuhkan ekonomi dengan prinsip berkeadilan.
Kiai Noor Achmad menyampaikan filosofi zakat tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga aspek sosial, ekonomi dan moral.
“Dalam konteks ini, zakat bukan hanya kewajiban ibadah, tetapi juga sebuah sistem yang dirancang untuk menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi,” kata Kiai Noor Achmad di hadapan ribuan jamaah.
Dia juga menyampaikan selama tahun 2022, BAZNAS dan seluruh pengelolaan zakat telah melakukan pengentasan kemiskinan kepada 460 ribu lebih mustahik fakir miskin dan sekira 200 ribu di antaranya merupakan miskin ekstrem.
Kiai Noor menjelaskan peran penting BAZNAS yang selalu turut serta dalam berkontribusi menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Hal itu terbukti pada peningkatan penghimpunan yang dilakukan BAZNAS setiap tahun.
"Dari apa yang kami kumpulkan dari pengelolaan zakat di BAZNAS, mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Tiap tahun meningkat rata-rata 30 persen," kata Kiai Noor.
Tahun lalu, imbuh dia, secara nasional penghimpunan ZIS ditetapkan Rp 31 triliun. Dan alhamdulillah tahun 2023 reslisasi mencapai 33 triliun rupiah.
Pada 2024, kita tetapkan 41 triliun rupiah perolehan ZIS secara nasional, dan insya Allah akan tercapai," tuturnya. (jpnn.com)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Djainab Natalia Saroh