BANDA ACEH – Hari kedua aksi demo BBM semakin memanas, Selasa kemarin (27/3). Gara-gara Ketua Dewan tidak berada ditempat, membuat para mahasiswa emosi sehingga memblokir jalan Teuku Daud Beureueh, Banda Aceh. Selain itu, kamera wartawan ANTV juga sempat dirampas oleh oknum aparat polisi saat meliput aksi.
Aksi penolakan BBM yang dilakukan seratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Banda Aceh ini, diawali dengan konvoi kendaraan dari depan Masjid Raya Baiturrahman menuju Gedung DPRA. Aksi sebelumnya berlangsung tertib dan aman. Tapi karena tidak satupun pimpinan DPRA datang menemui mereka, suasana pun semakin memanas. Para mahasiswa pun menolak ditemui oleh Ketua Komisi B DPRA Umuruddin Desky dan mereka tetap bersikukuh minta ditemui oleh pimpinan DPRA.
“Ketua DPRA Hasbi Abdullah dan Wakil Ketua II, Sulaiman Abda sedang ada tugas keluar daerah. Sementara wakil ketua I sedang ada tugas di Hermes,”Kata Umuruddin.
Mendengar jawaban itu, para mahasiswa semakin emosi dan Umuruddin Desky pun langsung meninggalkan lokasi unjukrasa sambil berjanji akan menghadirkan Amir Helmi. Para mahasiswa pun sempat beberapa kali bersitegang dengan aparat kepolisian. Selang berapa lama kemudian, para pengunjukrasa ini ditemui oleh Amir Helmi didampingi Umuruddin Desky dan Darmuda (anggota DPRA).
Amir mengatakan, akan menerima aspirasi para mahasiswa untuk diteruskan kepada pemerintah pusat. Namun, mahasiswa tetap tidak puas atas tanggapan Amir Helmi. Mahasiswa pun meminta dirinya untuk menandatangi surat rekomendasi agar mendukung penolakan kenaikan harga BBM untuk kemudian dikirimkan kepada pemerintah pusat.
Namun, Politisi partai demokrat ini menyatakan tidak bisa menandatangani surat tersebut. Karena kewenangan tersebut ada pada Ketua DPRA Hasbi Abdullah. Tidak berapa lama kemudian, Amir Helmi, Umuruddin Desky dan Darmuda meninggalkan lokasi unjukrasa, sambil mengatakan, akan menunggu perwakilan mahasiswa di ruang kerjanya.
Merasa aksinya tidak dapat tanggapan, seratusan masa yang sebelumnya melakukan aksi di halaman Gedung DPRA, berlarian keluar jalan dan memblokir jalan hingga kurang lebih 20 menit.
Sementara koordinator aksi, Syakirorrozi menyatakan, mendesak pemerintah untuk mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi nasional. Kenaikan BBM, bukanlah langkah yang tidak bijak dilakukan pemerintah pusat, karena akibat yang ditimbulkan akan menjadi masalah serius nasional ditengah masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di Aceh. “Untuk itu, kami menolak keras kenaikan BBM pada tanggal 1 April 2012,” tegasnya.
Aksi pemblokiran jalan pun sempat terhenti, ketika ada insiden ‘perampasan’ kamera handycam milik kontributor ANTV Fadil Batubara yang dilakukan oleh salah seorang oknum anggota polisi berpakaian preman.
Namun insiden ini langsung diselesaikan oleh Kabid Humas Polda Aceh Kombes Gustav Leo, yang langsung datang ke lokasi begitu mendapatkan informasi ada salah seorang anggota polisi merampas kamera wartawan.
Gustav pun langsung menanyakan kronologis kejadian tersebut kepada wartawan bersangkutan. Dan tidak berapa lama kemudian, Polisi tadi pun langsung menemui Kabid Humas Polda dan menjelaskan kenapa dirinya mengambil kamera handycam wartawan ANTV.
"Polisi ini mengatakan tidak mengambil, tapi hanya ingin melihat, apakah kontributor ANTV tersebut mengambil gambarnya," ungkap polisi yang mengenakan baju preman ini.
Setelah permasalahan mencair akhirnya oknum polisi dan wartawan ANTV ini pun bersalaman disaksikan puluhan wartawan dan Gustav Leo. Lalu, kamera wartawan itu langsung dikembalikan polisi.
Sedangkan para mahasiswa yang memblokir jalan pun, langsung kembali masuk kedalam, karena awalnya mereka menduga bahwa kawan mereka diamankan petugas.Tapi yang terjadi, adalah insiden ‘perampasan’ kamera tersebut. (slm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gadis Lebak Terkena Lendir Tomcat
Redaktur : Tim Redaksi