Ketua DPD Berharap Tradisi Karapan Sapi di Madura jadi Atraksi Kelas Dunia

Senin, 12 April 2021 – 17:08 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dan Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni berbincang tentang kebudayaan.Foto: Humas DPD RI.

jpnn.com, JAKARTA - Pulau Madura sangat beruntung memiliki satu budaya yang sangat terkenal, yaitu karapan sapi.

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap kebudayaan ini bisa terus dijaga kelestariannya, bahkan ditingkatkan menjadi atraksi kelas dunia.

BACA JUGA: Mantap! Karapan Sapi Akan Difilmkan

Selaku senator asal Jawa Timur, dia mengaku memberikan perhatian sangat besar terhadap budaya khas Pulau Madura itu.

LaNyalla mengajak semua pihak untuk memaknai kejuaraan karapan sapi di Madura, yang sarat dengan sejarah yang melatarbelakanginya.

BACA JUGA: Ketua DPD LaNyalla Minta Kemenag Bergerak Cepat Soal Kepastian Umrah Awal Ramadan

"Pada abad ke-13 Pangeran Ketandur membuat gagasan yang dilatarbelakangi masalah lahan yang kurang subur dan membuat karapan sapi sebagai media bajak sawah. Hal ini terus bergulir dan berkembang menjadi atraksi andalan di Madura," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Senin (12/4).

Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jatim ini berharap ide-ide dan gagasan yang menjadi latar belakang budaya karapan sapi tumbuh, seiring dengan permasalahan sosial yang ada di daerah sekitar.

BACA JUGA: Rahmad Darmawan Mengingatkan Pemain Madura United Lebih Tenang

"Lewat karapan sapi kami juga berharap lahir ide-ide kreatif untuk membuat suatu inovasi dan kemajuan peradaban," harap LaNyalla.

Lebih lanjut dia berharap nilai-nilai budaya ini bisa dikemas pula untuk kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, LaNyalla meminta Komite III DPD RI agar mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lebih memberi perhatian kebudayaan dan kearifan lokal.

Dia menegaskan budaya merupakan simbol suatu masyarakat. Namun, lanjut dia, yang harus diperhatikan dari nilai-nilai budaya bukan hanya sekadar simbol prestise.

“Dalam konteks karapan sapi tentunya mengenai kejayaan pemilik sapi juara," pungkas AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

Salah satu daerah yang masih menjalankan budaya ini adalah Desa Mortajih, Pamekasan, Jawa Timur. Desa ini menjadi tuan rumah pelaksanaan kejuaraan karapan sapi se-Madura.

Kejuaraan kerapan sapi yang berlangsung selama dua hari itu dibagi tiga kelompok yaitu besar, sedang dan kecil dan diikuti puluhan pasang sapi se-Madura dan Probolinggo. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler