Ketua DPD Minta Pemda Waspada Madu Palsu

Rabu, 11 November 2020 – 19:25 WIB
Madu palsu hasil produksi industri rumahan di Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (10/11). Foto: ANTARA/Devi Nindy

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah daerah (pemda) mewaspadai sindikat pembuatan madu palsu seperti yang telah diungkap Polda Banten di Lebak.

Dia meminta pemerintah daerah (pemda) mewaspadai kejahatan serupa karena berisiko terhadap pendapatan asli daerah dan kerugian yang dialami pelaku usaha yang asli.

BACA JUGA: Warga Muntah-muntah Usai Mengonsumsi Madu, Astagaaa

“Keberhasilan Polda Banten mengungkap sindikat pembuat madu palsu khas Lebak ini patut diacungkan jempol,” ungkap LaNyalla, Rabu (11/11).

Seperti diketahui, Polda Banten mengungkap sindikat pembuat madu palsu khas Lebak dengan omset miliaran rupiah.

BACA JUGA: Sopir Truk Mi Instan Melakukan Aksi Heroik Sebelum Jatuh ke Jurang

Modus sindikat ini adalah dengan mencampur zat glukosa, fruktosa dan molase untuk membuat madu khas Lebak. Padahal,  produk yang dihasilkan tersebut sama sekali tidak mengandung madu.

Menurut LaNyalla, kejahatan yang dilakukan sindikat pembuat madu palsu itu bisa merugikan masyarakat Lebak. Khususnya, bagi warga pembuat madu khas Lebak.

LaNyalla menyatakan bila tidak ditindak tegas, hal tersebut dapat berdampak pada menurunnya pendapatan daerah.

“Pemprov Banten dan Pemkab Lebak harus mengantisipasi dengan melakukan tindakan preventif juga supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” kata LaNyalla.

Menurut LaNyalla, upaya pengawasan harus dilakukan dengan ketat. Bila tidak diawasi ketat, maka kejahatan serupa bisa menjamur dan merugikan masyarakat.

Menurut LaNyalla, keberhasilan Polda Banten tidak terlepas dari peran aktif pemda setempat.

"Kami apresiasi juga jajaran pemda ya," katanya.

Senator dari Jawa Timur itu mengatakan, memang kerja sama pihak-pihak terkait dibutuhkan agar madu khas Lebak tidak lagi dipalsukan.

"Karena yang dirugikan bukan hanya pembuat madunya saja, tetapi masyarakat sebagai konsumen bisa jadi takut kalau mau membeli," tuturnya. (boy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler