Ketua DPD Nilai Penangkapan Pembawa Poster di Blitar Terlalu Berlebihan

Minggu, 12 September 2021 – 16:03 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada 16 Agustus 2021 lalu. Foto: Humas DPD RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai penangkapan seorang pria di Blitar, Jawa Timur, akibat membentangkan poster saat iring-iringan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melintas di Jalan Moh Hatta Blitar, Selasa (7/9), terlalu berlebihan.

LaNyalla menilai pria berinisial S yang merupakan anggota asosiasi peternak ayam, hanya menyampaikan aspirasi. S diketahui membentangkan poster bertuliskan 'Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar'.

BACA JUGA: Ketua DPD RI: Tertibkan Izin Hutan Tanaman Industri

"Aparat keamanan diharapkan tidak perlu bertindak terlalu represif terhadap ulah seorang peternak ayam petelur yang melakukan aksi membentangkan spanduk saat Presiden Jokowi melintas pada saat kunjungan ke Kota Blitar," ucap LaNyalla, Minggu (12/9).

Menurut LaNyalla, masyarakat memerlukan jalan penyaluran aspirasi atas kesulitan yang dihadapi.

BACA JUGA: Ketua DPD Dapat Gelar Adat dan Pusaka dari Kerajaan Sekala Brak Kepaksian Pernong

Menurutnya, jika seseorang ditangkap karena menyampaikan aspirasi, hal tersebut telah mencederai demokrasi.

"Tidak adil rasanya seorang warga yang menyuarakan aspirasinya lalu ditangkap karena dinilai tidak etis," tutur LaNyalla.

BACA JUGA: Ketua DPD RI Puji PKL Surabaya sebagai Duta Penerapan Prokes di Lapangan

Terlebih, aspirasi yang disampaikan pria tersebut merupakan persoalan mendesak yang dihadapi para peternak telur, yang selama ini ikut berjasa menggerakkan perekonomian nasional melalui penyediaan pangan yang baik untuk masyarakat.

"Keluhan yang disampaikan peternak itu sekitar masalah melambungnya harga jagung, sehingga menyebabkan kerugian karena penjualan telur ayam cenderung terus menurun," ujar LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu mengingatkan agar pemerintah menghindari sikap arogan.

Menurutnya, aksi penyampaian aspirasi masyarakat yang dilarang dan ditangkap tetapi tidak diberikan solusi akan menjadi bom waktu.

"Tindakan si peternak tadi hanya ingin Presiden merespon bahwa harga jagung sangat tinggi dan tidak terbeli. Dia hanya menyampaikan aspirasi, tidak lebih," ujar LaNyalla.

Terlepas dari peristiwa penangkapan tersebut, LaNyalla menilai aspirasi yang disampaikan oleh sang peternak ayam petelur itu amat mendesak untuk ditindaklanjuti.

LaNyalla meminta kepada pemerintah untuk merespons persoalan tersebut dengan jalan melakukan langkah-langkah strategis dan stabilisasi harga jagung.

"Pemerintah harus hadir untuk masyarakatnya. Jangan sampai terjadi ketimpangan harga. Ketika satu komoditas melambung, lalu yang lainnya merugi. Tugas pemerintah yang harus menstabilkan harga komoditi agar sistem ekonominya berjalan secara normal," pungkas LaNyalla. (mrk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPD Dukung Respon Cepat Presiden Jokowi Selesaikan Vaksinasi di Lampung


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler