jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah dan swasta serta stakeholder lainnya berkolaborasi untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Menurut mantan ketua umum Kadin Jawa Timur itu, pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19.
BACA JUGA: UNDP Luncurkan Accelerator Lab untuk Percepat Pencapaian SDGs di Indonesia
“Target untuk mencapai SDGs 2030 makin berat, termasuk bagi Indonesia. Sebab, negara-negara di dunia saat ini tengah fokus melakukan pemulihan sektor ekonomi dan sosial sebagai akibat pandemi Covid-19,” kata LaNyalla, Jumat (24/4) malam.
SDGs digagas pada 2015 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS). Bertema 'Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan', SDGs berisi 17 target untuk diraih pada 2030.
BACA JUGA: PBB Puji SDGs Desa dan Langkah Gus Menteri Tekan Laju Urbanisasi
Senator asal Jatim ini menjelaskan, apabila agenda SDGs tercapai maka bukan hanya kesejahteraan manusia yang terwujud tetapi keberlangsungan bumi yang lebih baik juga akan terjaga.
“Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat target-target yang sudah berjalan akan mundur dan bisa jadi akan makin jauh dari harapan. Apalagi kondisi ekonomi global menurun, yang mana pertumbuhan ekonomi 2020 merupakan yang terburuk dalam 150 tahun terakhir,” ujarnya.
Menurut LaNyalla, ada 170 negara di dunia yang mengalami kontraksi akibat Covid-19, dan salah satunya adalah Indonesia. Sepanjang 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07 persen. Tantangan ini, kata LaNyalla, harus menjadi motivasi dan momentum dalam merancang strategi baru untuk mengakselerasi pencapaian SDGs.
BACA JUGA: Sesuai Arahan Presiden Jokowi, Dana Desa 2021 Diprioritaskan Mendukung SDGs Desa dan PPKM Mikro
Oleh karena itu, dia mendukung upaya Presiden Joko Widodo yang mendorong berbagai pihak bekerja sama dan mencari cara-cara baru agar target SDGs bisa tercapai pada 2030. Inovasi baru itu harus bisa beriringan dengan penerapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Pemerintahan dan swasta mempunyai sisi keunggulan dan pengalaman masing-masing. Kedua hal itu apabila dikolaborasikan, maka akan menjadi modal luar biasa.
“Jadi, targetnya tidak harus diturunkan, yang diperlukan kemudian adalah keberanian dalam membuat terobosan dan inovasi untuk melakukan lompatan dalam mencapai target SDGs,” ungkap alumnus Universitas Brawijaya Malang ini.
LaNyalla juga menyoroti kurangnya sosialisasi ke masyarakat bawah mengenai rencana kerja pemerintah terkait SDGs. Tentu saja hal ini menghambat sinergi dengan pihak swasta atau lembaga lain, karena seringkali program-program yang ditawarkan tidak match dengan prioritas pemerintah.
“Yang terpenting lagi masyarakat mengerti apa itu SDGs, apa target serta apa yang menjadi tujuan pencapaian SDGs serta wujud konkritnya. Perlu sosialisasi lebih intens mengenai hal ini agar target SDGs tidak hanya sekedar wacana. Karena pada akhirnya, mencapai target SDGs bukan hanya kerja keras satu pihak saja, tetapi kolaborasi seluruh elemen masyarakat,” pungkas LaNyalla. (*/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy