jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyatakan pemerintah perlu mendengarkan pendapat alternatif dari para ahli epidemiologi tentang penyelesaian wabah Covid-19.
Menurut dia, hal itu bertujuan agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi yang sudah berjalan setahun lebih tersebut.
BACA JUGA: Kapolda Metro Jaya: Vaksinasi Massal Digelar Selama 6 Bulan
"Pendapat para ahli perlu didengarkan agar kita bisa secepatnya keluar dari kasus wabah Covid-19," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, di Jakarta, Minggu (11/4).
Di sisi lain, LaNyalla menanggapi defisit vaksin karena embargo, menyatakan bahwa Indonesia memerlukan langkah tepat guna menunjang pengendalian Covid-19.
BACA JUGA: Epidemiolog: Pak Jokowi Harus Sadar, Vaksinasi Bukan Asal Tusuk seperti PilpresÂ
"Sebab, pasca-embargo di beberapa negara, terjadi lonjakan penderita Covid-19," tutur ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu.
Menurut LaNyalla, pola hidup sehat dan penerapan protokol dianggap paling efektif dalam mengendalikan wabah.
BACA JUGA: Sentil Wakil Rakyat, Ketua BEM UI: Setop Politisasi Vaksin Nusantara
"Maka, kebiasaan baru itulah yang harus kita galakkan. Selain penyelesaian penyediaan vaksin tetap kita usahakan untuk memberikan proteksi dari dalam," saran alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Senator Dapil Jawa Timur itu menilai masyarakatlah sesungguhnya sebagai ujung tombak perjuangan pertahanan diri.
"Pada akhirnya, kita harus menyelamatkan diri kita dari serangan wabah. Jika makin banyak individu yang memiliki kesadaran, maka semakin tinggi pula peluang kita lepas dari wabah," kata mantan ketua umum PSSI itu.
Sebagaimana diketahui, ahli epidemiologi dari Griffith University di Australia Dicky Budiman mengungkapkan vaksin bukanlah solusi utama.
Vaksin memang menunjang pengendalian Covid-19, namun protokol kesehatan dasar yang telah dibuat sebelumnya justru yang lebih utama. (*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy