Ketua DPR: Saatnya Bangun Pusat-pusat Unggulan Kelautan

Kamis, 12 April 2018 – 16:52 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo berfoto bersama peserta seminar bertema pengembangan potensi maritime nasional. Foto: Humas DPR for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan sudah saatnya pemerintah membangun pusat-pusat unggulan kelautan di seluruh pelosok tanah air. Hal tersebut harus dilakukan agar cita-cita mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia bisa segera terwujud.

“Cita-cita Presiden Jokowi membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia harus kita dukung penuh. Indonesia harus menjadi negara maritim yang maju, kuat, mandiri serta berperan dalam menjaga perdamaian kawasan dan dunia sesuai dengan amanat konstitusi kita,” ujar Bamsoet dalam Seminar ‘Konsepsi Strategis Pengembangan Potensi Maritim Nasional dalam Mewujudkan Cita-cita Poros Maritim Dunia Menuju 100 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia’ di kompleks parlemen, Senayan Jakarta, Jakarta, Kamis (12/4).

BACA JUGA: Komisi III Minta KY Periksa Ketua PN Banggai

Hadir sebagai pembicara seminar itu antara Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Sosial Idrus Marham serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Selain itu hadir juga para nahkoda senior Indoensia, assosiasi perkapalan, brokership, siswa-siswi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan dan lainnya.

Seminar nasional dimoderatori oleh politisi Senior Partai Golkar yang Ketua Ikatan Nahkoda Niaga Indonesia (INNI) Anton Sihombing. Seminar nasional ini merupakan kerjasama Fraksi Partai Golkar DPR RI dan INNI.

BACA JUGA: Perlu Membangun Pusat Unggulan Kelautan di Indonesia

Bamsoet menjelaskan, Indonesia ditakdirkan sebagai bangsa kepulauan atau bangsa maritim. Sebab, lebih dari dua pertiga wilayah negara Indonesia terdiri dari laut. Potensi sumber daya laut Indonesia juga sangat besar, yakni mencapai Rp 17 ribu triliun per tahun.

“Di laut ada cadangan minyak dan gas yang besar, potensi kekayaan ikan yang luar biasa, pariwisata laut yang mempesona, bahkan ombak dan gelombang dapat dijadikan sumber energi listrik yang sangat potensial. Kekayaan sumber daya laut yang besar itu harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia,” kata Bamsoet.

BACA JUGA: Negara Wajib Melindungi Korban Eksekusi Luwuk

Karenanya, lanjut Bamsoet, diperlukan terobosan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, serta teknologi di bidang kelautan.

"Teknologi kemaritiman harus diperkuat. Riset, pendidikan dan pengembangan di bidang kelautan harus dikembangkan. Industri di bidang kemaritiman, perkapalan dan pelayaran harus pula dikembangkan secara maksimal,” tuturnya.

Politisi Partai Golkar ini memberikan apresiasi besar kepada Presiden Joko Widodo yang menjadikan laut sebagai halaman depan dalam pembangunan nasional. Presiden Jokowi dinilai mempunyai visi besar di bidang kemaritiman dengan meletakkan dasar-dasar pembangunan kelautan yang kuat, terutama dengan program tol laut.

“Selama berpuluh-puluh tahun, konsep dan pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia tidak mengarah ke laut. Dapat dikatakan pembangunan kita lebih berorientasi pada continental heavy. Seolah-olah lupa bahwa bangsa kita adalah bangsa pelaut. Kita patut bersyukur saat ini memiliki Presiden yang memiliki visi besar di bidang kemaritiman,” tutur Bamsoet.

Bamsoet menegaskan, DPR akan memberikan dukungan penuh agar pembangunan di bidang kelautan dan kemaritiman dapat terwujud. “Sebagai lembaga penyusun undang-undang dan anggaran, DPR tidak perlu diragukan lagi komitmennya untuk memberikan dukungan penuh mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujarnya.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI mengingatkan, pembangunan kemaritiman bukan hanya kewajiban pemerintah dan DPR saja. Namun, merupakan tanggungjawab seluruh rakyat Indonesia.

“Masyarakat bukan sekedar obyek dalam pembangunan kemaritiman. Tetapi juga subyek yang turut menentukan berhasil atau tidaknya kita menjadi negara maritim yang hebat. Pembangunan yang dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat adalah jati diri demokrasi yang kita kembangkan bersama dewasa ini,” ucap Bamsoet. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi IX Desak Menkes Bentuk Satgas Penilaian Metode DSA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler