Ketua DPRD Diancam Dilaporkan ke KPK

Jumat, 08 Juni 2012 – 12:46 WIB
KETUA DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan terancam dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi dalam pembangunan ruangan kerjanya. Sejumlah fraksi di DPRD DKI berkeyakinan terdapat unsur korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) lantaran kemewahan yang ditampilkan hanya untuk membangun ruangan kerja ketua dewan dari Partai Demokrat itu.

Disinyalir pembangunan ruangan kerja itu menggunakan anggaran hingga miliaran rupiah. "Dugaan korupsi sangat nyata terlihat dalam pembangunan ruang kerja ketua dewan. Jadi tidak menutup kemungkinan untuk dilakukanya pelaporan ke KPK," ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI M. Sanusi saat meninjau ruang mewah ketua dewan bersama ketua dan anggota fraksi lantai di lantai 10 gedung yang baru.

Gedung baru yang bersebelahan dengan gedung DPRD DKI itu kondisi fisiknya telah rampung. Kini dalam proses penyelesaian interior. Ketua dewan memposisikan ruangan kerjanya di lantai 10 seluas 1.200 meter persegi. Kondisi demikian dinilai sebagai sikap pemborosan dalam menggunakan uang rakyat.

Sanusi juga menegaskan, terjadi perubahan rencana desain penggunaan gedung baru. Terjadi perubahan layout lantai 10 tanpa diketahui oleh anggota dewan lainnya. "Satu lantai sendirian, bisa buat main minigolf. Ada apa ini" Ruangan presiden saja kalah, apalagi ruangan Gubernur," tandas Sanusi.

Perubahan layout sepihak itu, sambung Sanusi, sangat melanggar kaidah-kaidah ekonomi. "Katanya mau bangun green building, namun nyatanya pemborosan. Saya sudah sampaikan kepada ketua fraksi lainnya, dan mereka sepakat untuk tidak menggunakan gedung baru sebelum ada pembaharuan," ungkapnya.

Sejumlah fraksi yang telah sepakat untuk tidak menggunakan gedung yang baru dibangun itu yakni Fraksi PKS, Golkar, PDI Perjuangan, Gerindra, Hanura, serta PAN-PKB," beber Sanusi.

Tak hanya itu, keberadaan ruangan kerja para wakil ketua dewan yang berada di lantai 9 juga dinilai pemborosan. Sebab lantai seluas 1.200 hanya digunakan untuk empat orang pimpinan. Kondisi demikian tentunya mengorbankan anggota dewan lainnya. "Ruang anggota dewan dipadatkan karena dua lantai dikorbankan. Kalau bicara 2014 nanti, anggota dewan bisa lebih dari100 orang, kan bisa nanti. Yang sekarang ini pemborosan," sesal Sanusi.

Cibiran atas kemewahan ruangan kerja ketua dewan terlontar dari Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Boy Bernadi Sadikin. Terutama terkait dengan karpet yang digunakan untuk ruangan kerja, ruang tamu, serta ruang istirahat Ferrial Sofyan. "Ini karpetnya saja lebih empuk dan tebal. Beda kan sama yang di lantai sembilan (ruangan kerja wakil ketua)" Hanya di lantai 10 yang nggak ada CCTV-nya," cetus anggota komisi D (bidang pembangunan) itu.

Bahkan Boy menyesalkan adanya pemberlakuan kartu khusus anggota dewan untuk menaiki lift. Dengan begitu, jika ada masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasinya, hanya akan terhenti di lobby lantai dasar karena tidak bisa menuju ruang kerja para anggota dewan. "Kalian (wartawan) nantinya juga cuma bisa sampai sini, nggak bisa naik ke atas. Ini yang saya tidak mengerti, buat apa," sergah dia.

Dari pantauan INDOPOS (JPNN grup), ruangan untuk ketua dewan memang lebih eksklusif dibanding ruang anggota dewan maupun empat wakilnya. Terlebih disediakan ruang istirahat yang cukup untuk menaruh kasur di dalamnya. Dalam ruang istirahat tersebut, juga dilengkapi kamar mandi dalam, walaupun di ruang lainnya juga sudah ada toilet. (rul/wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Purel Karaoke Wajib Ikut Kursus Menyanyi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler