jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sibolga Ansyar Afandi Paranginangin menyebutkan soal tudingan kesewenangan pada dirinya adalah tidak berdasar.
“Tudingan kesewenangan yang dilontarkan kepada saya itu sangat tidak berdasar. Itu jelas hanya sebuah upaya yang tidak konstruktif dan cenderung mengada-ada,” ujar Ansyar pada Jumat (15/11/2024).
BACA JUGA: Usut Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim, KPK Periksa Sejumlah eks Anggota DPRD
Ansyar juga mengungkapkan tudingan tersebut dilayangkan oleh anggota DPRD Kota Sibolga.
Seharusnya, kata dia, anggota tersebut dapat menyampaikan dengan cara yang lebih rasional.
BACA JUGA: Anak Anggota DPRD Banten Terlibat Kasus Penganiayaan Sekuriti
“Sebagai Ketua DPRD, saya berkomitmen untuk menjalankan tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme,” ungkapnya.
“Terkait adanya tulisan ‘Kantor ini bukan milik pribadi ketua DPRD’, saya sangat sepakat. Sebab sejak saya dilantik menjadi Ketua DPRD Sementara hingga dilantik menjadi Ketua DPRD definitif sampai saat ini kantor DPRD dan ruangan Ketua DPRD Kota Sibolga terbuka untuk umum bagi masyarakat.”
BACA JUGA: DPRD dan Pemprov Sepakat Semua SD hingga SMA di Jakarta Gratis Mulai 2025
Pernyataan Ansyar ini muncul seusai rekaman video yang menampilkan warga mengelilingi Ketua DPRD Kota Sibolga untuk membuka kantor DPRD Kota Sibolga pasca dilakukan penyegelan oleh oknum anggota DPRD Kota Sibolga di kantor DPRD Kota Sibolga, Kecamatan Sibolga Kota, Sumatera Utara.
Dalam video itu, menarasiakan “Kericuhan terjadi di Kantor DPRD Kota Sibolga, diduga akibat adanya kesewenangan oleh ketua DPRD Sibolga.”
Menurut Ansyar, tuduhan tersebut hanya berlandaskan pada sentimen pribadi tanpa dasar yang jelas dan akan mengalihkan fokus dari tugas utama DPRD, yaitu membangun dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Ketika ditanya dugaan motif anggota DPRD itu, Ansyar belum menjawab secara rinci.
“Yang jelas ada oknum anggota DPRD, yang tidak pernah hadir rapat pada saat ada masyarakat yang menyampaikan aspirasi. Namun, giliran perjalanan dinas tidak diberikan, main segel dan cenderung anarkistis,” ujar Ansyar.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari