jpnn.com, JAKARTA - Fraksi Golkar Majelis Permusyawaratan Rakyat (FPG MPR) menggelar seminar sekaligus peluncuran buku Ketua FPG MPR Agun Gunandjar Sudarsa berjudul Pemilu Damai, Berintegritas dan Menyejahterahkan, Senin (1/4) di ruang GBHN, Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta.
Seminar dan peluncuran buku itu dibuka Sekretaris Jenderal PG Lodewijk Freidrich Paulus, mewakil Ketua Umum PG Airlangga Hartarto, dan dihadiri sejumlah tokoh antara lain Andi Mattalatta, Bambang Utoyo, Fadel Muhammad, Rambe Kamarul Zaman, Rully Chairul Azwar.
BACA JUGA: Hidayat Nur Wahid: Pemilu Jangan Dijadikan Ajang Adu Domba
BACA JUGA: Pesan Politikus Golkar Saat Bertemu Warga dan Tokoh NU
Dalam kesempatan itu, hadir narasumber yakni pengamat politik dari Univesitas Nasional Jakarta Alfan Alfian, Ketua Perludem Titi Anggraini, mantan Menkumham Andi Mattalatta, akademisi Universitas Indonesia Valina Singka Subakti.
BACA JUGA: Menurut HNW, Ada yang Teriak Aku Pancasila tapi Dukung LGBT
Agun dalam sambutannya mengatakan bahwa pemilu yang ada sekarang ini masih belum bisa memberikan gagasan cemerlang. Dia prihatin, dalam pemilu masih saja ada caci maki, saling hujat dan sebagainya.
Agun berpendapat seharusnya pemilu memberikan gagasan apa yang akan diberikan kepada generasi milenial ketika sudah memasuki tantangan revolusi industri 4.0. Kemudian, bagaimana mengatasi fenomena lapangan kerja membuat orang tidak lagi berbondong-bondong menjadi aparatur sipil negara (ASN), tetapi harus melihat peluang baru menciptakan.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Ajak Masyarakat Indonesia Merawat Kemajemukan Bangsa
Selain itu, kata Agun, bagaimana melihat pergeseran bandul ekonomi yang sudah bergeser dari kota ke desa, dan perlunya gambaran serta tawaran yang menyejahterahkan sehingga rakyat memiliki kemampuan. “Gagasan seperti ini luput dalam penilu,” tegas Agun.
Belum lagi gagasan bagaimana mengatasi masuknya arus budaya dari luar, sehingga tidak meluluhlantakkan lokal. “Fraksi Partai Golkar mengajak elemen masyarakat membuka, dan menatap Indonesia dengan masa depan jauh lebih baik dan berkah,” paparnya.
Agun mengatakan dalam bukunya yang kedelapan ini, FPG mengajak masyarakat untuk memilah dan memilih kontestan mana yang menempatkan pemilu itu bukan hanya sekadar damai, tetapi juga berintegritas. Dia menjelaskan, berintegritas itu adalah bagaimana menghargai pemilu yang fair, jujur, adil, tidak ada money politic dan serangan fajar. “Sehingga betul-betul terjaga semua,” katanya.
Selain itu, juga mengajak publik memilih kontestan yang betul-betul memberikan jaminan bahwa calon dan partai yang akan dipilih membawa gagasan kesejahteraan rakyat.
“Bagaimana anak-anak milenial disodorkan gambaran pemikiran tentang harapan lima tahun ke depan. Bukan hanya wajib hadir di TPS, tetapi yakin memilih itu akan ada jaminan ke depan untuk menyejahterahkan,” kata Agun.
Sekjen PG Lodewijk Freidrich Paulus mengajak masyarakat untuk memikirkan pentingnya penyelenggaraan pemilu yang damai, berintegritas dan menyejahterahkan sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat.
“Pemilu harus dilaksanakan berdasar nilai luhur bangsa, sebagaimana terumus dalam Pancasila,” kata Lodewijk. Menurut dia, bagi semua negara demokrasi, pemilu dan damai berintegritas menjadi modal dasar bagi eksistensi pemerintahan pascapemilu.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... HNW: Menerima Serangan Fajar Menggadaikan Masa Depan Bangsa
Redaktur & Reporter : Boy