Ketua MPR Ajak Mahasiswa Tolak Praktik Politik Uang

Kamis, 02 Agustus 2018 – 18:16 WIB
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat memberikan sambutan di hadapan seribu orang peserta Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Malang, Jawa Timur, Kamis (2/8). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, MALANG - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan saat ini bangsa Indonesia menanti bakti para pemuda dan mahasiswa untuk turun ke masyarakat guna menolak praktik politik uang.

“Memilih seorang pemimpin karena uangnya yang banyak bisa sangat berbahaya. Hanya akan menimbulkan kekecewaan di belakang hari,” kata Zulhasan panggilan Zulkifli Hasan di hadapan seribu orang peserta Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Malang, Kamis (2/8).

BACA JUGA: Mahyudin: Buku yang Bagus Mampu Membentuk Generasi Visioner

Di tahun politik ini, menurut Zulhasan, mahasiswa harus menyadarkan masyarakat, bagaimana memilih yang benar. Memilih dengan hati, bukan semata-mata karena sembako, dan amplop. Tapi juga harus diketahui rekam jejaknya, teman-temannya dan juga kepeduliannya terhadap masyarakat.

“Di tahun politik ini, mari ajarkan persatuan dan kesatuan, jangan adu domba. Memilih dengan hati, jangan jangan karena sarung sembako. Mari memilih untuk perbaikan dan perubahan,” kata Zulhasan yang juga Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional ini.

BACA JUGA: PAN Masih Ngotot Usung Zulkifli Hasan

Pada bagian lain, Zulhasan mengingatkan setiap pemuda ada zamannya dan setiap zaman memiliki pemudanya. Zaman boleh berganti tetapi pemuda tidak pernah berhenti berkarya.

Menurutnya, KH. Agus Salim, misalnya, dia adalah kaum terpelajar yang menguasai 10 bahasa internasional. Dengan kemampuannya, ia berjuang melalui jalur diplomasi, sehingga keberadaan bangsa Indonesia diakui dunia.

BACA JUGA: Ketua MPR: Pendidikan Sebagai Kunci Kemajuan Satu Bangsa

Menurutnya, prinsip hidupnya dikenal banyak orang. Memimpin adalah jalan menderita. Bung Karno adalah seorang pelajar progresif. Saat jadi mahasiswa, ia dekat dengan rakyat, mau mendengar dan memperjuangkan nadi kehidupan masyarakat.

“Bung Hatta, dia memang sekolah di luar negeri, tapi tak lupa dengan rakyatnya. Bersama mahasiswa Indonesia di Eropa (diaspora), ia berjuang menyuarakan kepentingan bangsa, sehingga diakui oleh dunia,” kata Zulhasan.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HNW: Sejak Awal Pancasila Menyerap Keberagaman


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler