Ketua MPR Bambang Soesatyo Lepas Ekspor Buah Manggis ke Tiongkok

Minggu, 31 Januari 2021 – 11:38 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet melepas ekspor perdana dua ton buah manggis ke Tiongkok.Foto: Humas MPR.

jpnn.com, BALI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet melepas ekspor perdana dua ton buah manggis ke Tiongkok.

Buah tersebut diproduksi para petani manggis binaan Dewan Pimpinan Daerah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depidar SOKSI) Bali.

BACA JUGA: Ekspor Manggis Indonesia ke Tiongkok Naik Dua Kali Lipat di Masa Pandemi

Keberhasilan ekspor tersebut merupakan bagian dari Gerakan SOKSI Membangun. Setiap pengurus Depidar SOKSI membina para petani maupun pelaku usaha UMKM untuk menembus pasar ekspor.

"Targetnya, satu kecamatan di setiap daerah bisa melahirkan minimal satu produk unggulan. Baik di bidang pertanian, kerajinan tangan, fashion, dan lain sebagainya, yang bisa menjadi kekuatan ekonomi Indonesia," ujar Bamsoet usai melepas ekspor manggis, di Bali, Minggu (31/1).

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan Pertanyakan Klaim Keberhasilan Pemerintah

Menurut dia, target tersebut sangat realistis, karena pengurus SOKSI dari tingkat pusat hingga daerah banyak diisi pejabat pemerintahan maupun wakil rakyat dari tingkat DPR RI, provinsi, hingga kabupaten/kota.

Ketua ke-20 DPR RI ini menekankan, daya tarik buah manggis tidak sekadar dari rasanya yang manis dan kaya serat, melainkan juga beragam manfaatnya bagi kesehatan.

BACA JUGA: Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Bantu Pulihkan Perekonomian Nasional

Antara lain sebagai sumber antioksidan, memiliki sifat antiperadangan, efek anti-kanker, membantu penurunan berat badan, mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.

Kemudian, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu menjaga kesehatan kulit, menyehatkan jantung, mendukung kesehatan pencernaan, dan mengatur tekanan darah.

Selain itu ekstrak buah manggis juga banyak dimanfaatkan menjadi bahan baku industri farmasi dan kosmetik.

"Nilai ekspor manggis Indonesia masih fluktuatif, namun sudah mulai menunjukan tren positif," jelasnya.

Sebagai gambaran, kata dia, pada 2018 Indonesia mengekspor sekitar 38.841 ton manggis. Pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi sekitar 27.793 ton.

Pada September 2020, totalnya meningkat signifikan menjadi sekitar 47.348 ton.

"Bali termasuk penyumbang terbesar ekspor manggis Indonesia. Pada 2019 ekspornya mencapai 5.199 ton, meningkat dari tahun 2018 yang mencapai 4.051 ton," kata Bamsoet.


Wakil ketua umum Kadin Indonesia itu mengungkapkan, sepanjang 2020 Tiongkok tercatat sebagai tujuan ekspor ketiga Indonesia (sebanyak 10.355 ton), setelah Hong Kong (25.608 ton), dan Malaysia (10.694 ton).

Menjelang Tahun Baru Imlek, kebutuhan buah tropis seperti manggis akan meningkat.

Momentum ini harus dioptimalkan untuk meningkatkan nilai ekspor manggis Indonesia, dengan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

Meningkatnya permintaan pasar ekspor terhadap buah manggis juga harus disikapi dengan upaya memperbaiki iklim investasi pertanian.

Antara lain dengan melakukan deregulasi, serta penyediaan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendorong tumbuhnya hilirisasi industri produk pertanian dan peningkatan nilai tambah komoditas.

"Selain memberi nilai tambah, ekspor produk dalam bentuk olahan juga memberikan keuntungan lain, yaitu tahan lama, kemudahan dalam pengemasan, menambah nilai devisa negara, dan tentunya berdampak bagi kesejahteraan petani manggis," ungkap Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI dan Wakil Ketua Umum DPP Golkar ini menjelaskan, peluang Indonesia memperluas pasar ekspor manggis maupun buahan tropis lainnya masih terbuka lebar.

Tercermin dari aktivitas ekspor buah segar yang terus dilakukan selama pandemi hingga saat ini.

Per Juni 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekspor buah-buahan Indonesia mencapai 23,21 persen dengan nilai mencapai USD 430,4 juta atau setara Rp 6,25 triliun.

"Besarnya jumlah penduduk bumi yang mencapai sekitar 7 miliar jiwa, di;mana sekitar 4,6 miliar di antaranya berada di Benua Asia, juga menandakan besarnya peluang pasar ekspor buah tropis Indonesia," jelasnya.

Ia menambahkan untuk menguasai pasar ekspor dunia memang tak mudah. Pengekspor perlu memperoleh berbagai sertifikasi, misalnya dari Global Good Agricultural Practices dan Social Responsibility Certified Exporter.

"Di sinilah peran SOKSI sangat dibutuhkan," pungkas Bamsoet.

Turut hadir para pengurus Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI, antara lain Ketua Dewan Pembina Bobby Suhardiman, Ketua Umum Ahmadi Noor Supit, Ketua Harian AA Bagus Adhi Mahendra. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler