jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan Pancasila layak dijadikan sebagai rujukan peradaban dunia.
Penegasan itu disampaikan Bamsoet yang akrab disapa seusai mengikuti upacara memperingati Hari Lahir Pancasila 2023 di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (1/6).
BACA JUGA: Rumah Makan di Bekasi Ini Beri Makanan Gratis bagi Warga Hafal Pancasila
Dalam kesempatan itu, Ketua MPR Bamsoet didaulat sebagai pembaca teks Pancasila pada upacara yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Upacara Hari Lahir Pancasila bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan menjadi tambahan daya semangat bagi kita untuk senantiasa mengamalkan Pancasila dalam setiap gerak gerik kehidupan, baik di keluarga, masyarakat, hingga berbangsa dan bernegara," kata Bamsoet.
BACA JUGA: Refleksi 1 Juni: Pemimpin Berjiwa Pancasila
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu menegaskan kita harus bangga memiliki Pancasila yang diperkenalkan pertama kalinya oleh Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI.
"Tidak hanya terbukti menyatukan dan menguatkan berbagai kemajemukan bangsa, Pancasila juga telah diakui berbagai kalangan dunia sebagai ideologi terbesar pada abad ke-21," ujar Bamsoet.
BACA JUGA: Seruan Ganjar untuk Para Kades di Momen Peringatan Harlah Pancasila
Ketua ke-20 DPR RI itu menyampaikan melalui Pancasila, Indonesia dipercaya menjadi pemimpin dalam berbagai organisasi dunia.
Antara lain mulai dari Presidensi G-20 pada 2021-2022, Keketuaan ASEAN 2023, Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, serta Anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022.
Bamsoet menegaskan banyak entitas internasional yang mengagumi Pancasila.
"Profesor Marco Impagliazzo Pimpinan Komunitas Sant Edigio, organisasi internasional yang berpusat di Roma, Italia, yang memiliki keanggotaan mencakup 73 negara, menyatakan bahwa Pancasila dengan nilai-nilai universal yang dikandungnya layak diangkat sebagai rujukan peradaban dunia," ungkapnya.
Bamsoet menyebutkan Profesor Thomas Meyer, akademisi dari Universitas Dortmund, Jerman juga mengungkapkan bahwa Pancasila telah menjadi bahan kajian akademisi di Eropa.
Ideologi Pancasila dinilai lebih baik daripada paham neoliberalisme dan fundamentalisme keagamaan yang menjadi kekuatan politik terbesar pada abad 21.
Sementara itu, Donald K Emmerson, profesor ilmu politik di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat menyatakan bahwa kunci sukses Indonesia membangun pluralisme di tengah keragaman identitas budaya adalah berkat ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Dengan keduanya, Indonesia juga dinilai dapat menjadi jembatan peradaban bagi dunia, dalam memaknai pluralisme," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi