Seruan Ganjar untuk Para Kades di Momen Peringatan Harlah Pancasila

Kamis, 01 Juni 2023 – 15:15 WIB
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo (jongkok) melepaskan merpati pada persemian Alun-Alun Pancasila di Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali, Kamis (1/6). Foto: Diskominfo Jateng

jpnn.com, BOYOLALI - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengajak masyarakat, khususnya para kepala desa atau kades di wilayahnya, terus menggali sejarah di daerah masing-masing.

Ganjar menyampaikan ajakannya itu saat memimpin upacara Hari Lahir Pancasila di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Kamis (1/6).

BACA JUGA: Pimpin Upacara Harlah Pancasila, Ganjar Tebar Optimisme di Antara 2 Gunung

Menurut Ganjar, upaya penggalian sejarah itu akan bermanfaat untuk membuat narasi-narasi positif dalam rangka memperkuat mental dan optimisme masyarakat demi memajukan bangsa.

"Setelah narasi dan mental itu terbentuk, maka semua masyarakat akan bergerak optimal demi kemakmuran. Jadi, tidak perlu lagi masyarakat desa untuk bekerja ke kota karena di desa rezekinya sudah melimpah," ujar Ganjar.

BACA JUGA: Momen Gubernur Ganjar Menyapa Biksu Thudong di Musala

Bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga meminta para kades melibatkan sesepuh masyarakat, pemuda, akademisi, pemerintah kabupaten, pemprov, bahkan pemerintah pusat, untuk bergotong royong mewujudkan hal tersebut.

Ganjar yang dalam kesempatan itu mengenakan pakaian jawa berupa beskap lengkap dengan belangkonnya menegaskan bahwa gotong royong merupakan spirit masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Bung Karno dan Pancasila

“Semua bergotong-royong bergandengan tangan, tidak memedulikan perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan, karena semua yang berdiri di bawah merah putih memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menjaga dan mengamalkan Pancasila," katanya.

Di lokasi sama, Ganjar juga meresmikan Alun-Alun Pancasila. Tanah lapang bekas lahan Pasar Cepogo itu juga dilengkapi monumen patung Garuda berbahan tembaga dan kuningan.

Monumen berukuran 10 x 11 meter tersebut merupakan karya perajin Desa Tumang di Kecamatan Cepogo. Desa di antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi itu dikenal sebagai sentra kerajinan tembaga.

Patung Garuda itu memiliki latar kisi-kisi berupa lima pilar berkelir merah dan putih. Selain itu, lima sila Pancasila juga ditulis secara vertikal di dinding sebelah kiri Garuda.

Alun-alun Pancasila tersebut dibangun dengan anggaran sekitar Rp 8,7 miliar. Di sekitar alun-alun itu terdapat 16 kios usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Boyolali punya monumen yang cukup bagus. Lambang negara kita burung garuda persis di depan Gunung Merapi dan ini bagian dari taman pancasila yang bisa dipakai masyarakat untuk berkegiatan,” kata Ganjar.(mcr5/jpnn.com)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taman Bung Karno di Singaraja, Destinasi Anyar tentang Putra Sang Fajar di Bali Utara


Redaktur : Antoni
Reporter : Wisnu Indra Kusuma

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler