Ketua MPR: Musibah Banjir Tak Boleh Mengganggu Semangat Belajar Anak

Rabu, 30 September 2020 – 19:09 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menghibur anak-anak di lokasi bencana, Rabu (30/9). Foto Humas MPR RI.

jpnn.com, SUKABUMI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan bantuan kepada anak-anak PAUD korban banjir bandang di Desa Kompa Kecamatan Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu (30/9).

Bantuan berupa alat tulis, susu, popok serta uang tunai diharapkan mampu memenuhi kebutuhan mereka selama masa pemulihan pasca bencana alam tersebut. Bamsoet juga melihat langsung bagaimana ekspresi dan semangat anak-anak untuk tetap bisa belajar meski di tengah kondisi bencana.

BACA JUGA: Bamsoet: Kewenangan DPD RI Sebenarnya Sangat Besar dan Luas

"Anak-anak ini adalah tumpuan Indonesia di masa depan. Musibah boleh datang mengganggu, tapi semangat belajar tetap maju" kata Bamsoet di sela-sela menyerahkan bantuan yang disaksikan Camat Cidahu Erry Estanto dan tokoh masyarakat setempat.

Bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (Gerak BS), Relawan 4 Pilar, Gabungan Aksi Roda Dua Ojek Online (Garda Ojol), Yayasan Generasi Lintas Budaya serta Ikatan Wartawan Online, Bamsoet berdialog serta menghibur puluhan anak-anak dengan bernyanyi bersama serta mengajarkan Pancasila.

BACA JUGA: Reaksi Zulkieflimansyah Merespons Pergerakan Fahri Hamzah di Pilkada 2020

"Anak-anakku sekalian jangan bersedih dengan musibah yang datang. Masih banyak kakak serta saudara kalian yang siap membantu dan menghibur. Tetap semangat belajar agar kelak kalian menjadi pemimpin bangsa yang bijak," ujar Bamsoet menyemangati.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sukabumi per 22 September, banjir bandang yang terjadi di daerah itu menyebabkan 299 keluarga terdampak banjir, 210 orang mengungsi, 20 orang luka, dan 3 orang meninggal dunia. Menurut Bamsoet, selain intensitas hujan yang tinggi, musibah itu juga disebabkan faktor lainnya.

BACA JUGA: Jaksa Pinangki Pernah Berstatus Janda Muda Kaya Raya

"Mulai sungai yang kehilangan fungsinya karena endapan lumpur hingga deforestasi hutan secara besar-besaran. Padahal bencana sudah datang silih berganti setiap tahun, anak-anak hingga dewasa menjadi korbannya. Namun pemerintah daerah hingga pusat tampaknya belum maksimal melakukan pencegahan," tutur legislator Partai Golkar ini.

Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI ini mengungkapkan, berdasarkan data BNPB, sepanjang 2019 terjadi 3.731 bencana hidrometereologi, seperti puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Sementara bencana geologi seperti gempa bumi dan letusan gunung merapi terjadi sebanyak 37 kasus. Dampaknya, 478 warga meninggal, 109 orang hilang, dan 6,1 juta jiwa terpaksa mengungsi.

Karena itu, Bamsoet mendorong pemda membuat peta kawasan rawan bencana. Selain untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana alam, juga sebagai pedoman penataan tata ruang wilayah yang harus ditaati semua pihak.

"Tak boleh lagi kawasan hijau dieksploitasi demi kepentingan ekonomi sesaat, yang pada akhirnya malah membuat anak-anak menanggung beban berat," pungkas Bamsoet.(*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler