Meninggalnya Yakobus Pigai sedang ditangani pihak kepolisian untuk mengetahui penyebabnya secara pasti. “Kita belum mengetahui penyebab atas kematian korban pegawai Dispora (Disporapar, red) tersebut, namun dugaan sementara korban meninggal akibat sakit yang dideritanya. Namun kita masih menunggu kepastian hasil visum dari pihak rumah sakit. Dugaan sementara sakit, tetapi kita tunggu hasil yang lebih jelas melalui visum rumah sakit nanti,” terang Kapolsek Mimika Baru, AKP Muh. Nur Bakti ketika ditemui Radar Timika (JPNN Group) di kediaman tempat korban ditemukan meninggal, di Jalan Kartini, Timika, Rabu (26/9).
Kapolsek mengatakan pihaknya juga akan mengambil keterangan dari tetangga atau orang terdekat. “Sehingga kita belum bisa pastikan korban meninggal karena apa. Informasi yang kita terima korban ada riwayat sakitnya, namun pihak kepolisian tetap melakukan olah TKP dan visum melalui dokter, sehingga diketahui penyebabnya nanti,” jelas AKP Nur Bakti.
Informasi yang dihimpun Radar Timika di lapangan kemarin sore menyebutkan setelah anggota Polsek Miru menerima laporan, langsung turun ke lokasi Tempat Kejadian Perkara. Di TKP juga hadir Kapolsek Miru AKP. Muh. Nur Bakti bersama anggota Opsnal dan Reskrim. Polisi melakukan identifikasi serta mengambil keterangan warga di lokasi kejadian, hingga mengevakuasi korban ke RSUD Mimika sekitar pukul 17.10 Wit dengan menggunakan mobil jenasah RSUD Mimika.
Menurut informasi yang diperoleh Radar Timika di TKP sore kemarin (26/9), pada Senin (24/9) lalu korban sempat bertemu keluarga. Namun dua hari terakhir korban tidak terlihat.
Ketika mendapat kabar tentang meninggalnya korban, pihak keluarga dan tetangga korban mulai berdatangan ke rumah korban dan menyaksikan langsung kondisi korban ketika diangkat ke mobil jenasah RSUD Mimika. Sementara itu juga rekan kerja termasuk kepala bagian ikut hadir melihat korban ketika dievakuasi.
Informasi di lapangan menyebutkan penemuan korban dalam keadaan meninggal dunia, bermula dari seorang anak bernama Alitos Pogolamun (10) yang hendak menangkap burung uripnya yang lepas dengan cara memanjat tembok samping rumah korban. Tapi saat itu Alitos melihat melalui jendela bahwa korban tertidur. Kemudian, Alitos memberitahu keluarga, sehingga keluarga datang mengecek keadaan korban.
Karena pintu depan rumah terkunci, adik korban Jeremias Kedeikoto memanjat tembok belakang rumah untuk mengecek korban. Setelah berhasil memanjat tembok, Jeremias membuka pintu belakang rumah yang tidak terkunci, lalu masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh korban. Di dalam kamar tersebut Jeremias menemukan korban sudah tidak bernyawa lagi dengan posisi tidur terlentang.
Sementara itu, salah satu adik korban, Donbosko Pigay (29), yang tinggal di Jalan Perintis Dalam, saat ditemui Radar Timika di TKP menjelaskan bahwa sebelumnya, kakaknya (korban) itu diketahui menderita sakit diabetes, yang jika sakitnya itu kambuh sebagian tubuhnya terasa “mati”.
Menurut Donbosko Pigay, kakaknya itu diketahui pergi berobat, dan baru menerima kabar setelah meninggal dunia di rumahnya.(wrt/rex)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cemas Tunggu Kepastian Mutasi
Redaktur : Tim Redaksi