jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Pembela Habib Rizieq Shihab Natalius Pigai angkat suara soal polemik pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Menurut Natalius, pernyataan Tito bahwa hanya Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai ormas Islam di Indonesia menunjukkan kecerdasan intelektualnya.
"Itu menunjukkan kecerdasan intelektualnya yang tidak banyak diketahui di sanubarinya bahwa itu hanya sebuah pancingan agar semua komponen Muslim selain NU dan Muhammadiyah keluar menyatakan secara lantang mengakui Pancasila dan NKRI sebagai landasan pijak. Sebagaimana yang dilakukan oleh NU dan Muhammadiyah," kata Natalius dalam keterangan yang diterima JPNN.com, Kamis (1/2).
BACA JUGA: Alumni 212 Siap Terima Tabayun Kapolri demi Hubungan Baik
Mantan Komisioner Komnas HAM ini menilai, Tito harus diapresiasi atas pernyataannya. Sebab, hal itu justru merekatkan semua rakyat Indonesia sehingga mengerti akan posisi dan jati diri orang-orang Islam yang selama ini diabaikan dan dicurigai oleh negara sebagai bagian tidak terpisahkan dari negeri ini.
"Pernyataan Jenderal Tito adalah melaksanakan tugas sebagai punggawa NKRI sebagai pemimpin tertinggi Kepolisian RI," kata dia.
BACA JUGA: Yakinlah, Kapolri Tak Mungkin Beriktikad Buruk ke Umat Islam
Oleh karena itu, Natalius meminta semua pihak untuk menyudahi polemik ihwal pidato Tito. Menurutnya, pidato Tito tidak bermaksud untuk melukai masyarakat Islam secara umum.
"Mari sudahi polemik ini, toh Tito adalah seorang anak Muslim dari pedalaman Palembang yang mengerti Islam sejak hayat di kandung badan," kata mantan komisioner Komnas HAM itu. (tan/jpnn)
BACA JUGA: Polisi Belum Cari Pengunggah Video Pidato Kapolri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejuk, Kapolri Jadi Imam Salat Berjemaah dengan Ormas Islam
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga