jpnn.com - JAKARTA - Ketua Tim Sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo mengajak seluruh kalangan untuk bisa mengawasi pelaksanaan coblosan pemilu presiden di tempat pemungutan suara (TPS) yang digelar lusa (9/7). Menurutnya, tanda-tanda kecurangan sudah mulai muncul yang nantinya akan mengganggu upaya penciptakan pilpres yang luber dan jurdil.
Tjahjo mengatakan, dirinya mendapat berbagai informasi tentang dugaan pelanggaran yang dapat membuat kehidupan demokrasi yang tidak sehat. "Saya menerima secara langsung berbagai laporan dari masyarakat, seperti terkait dengan maraknya aksi bagi-bagi sembako, dan bentuk politik uang," kata Tjahjo di Jakarta, Senin (7/9).
BACA JUGA: Partisipasi WNI di Singapura Meningkat 70 Persen
Lebih lanjut Tjahjo mengatakan, jangan sampai berbagai tindak pelanggaran yang masif saat pemilu legisatif lalu terulang di pilpres. Menurut Sekjen DPI Perjuangan itu, di pileg lalu pelanggaran yang terjadi bukan hanya politik uang tetapi juga keberpihakan penyelenggara.
Tjahjo juga mengingatkan pentingnya aparat birokrasi, TNI dan Polri menjaga netralitas. Ditegaskannya, risikonya akan terlalu besar jika sampai aparat berpihak dan terjadi benturan.
BACA JUGA: Soal Kisruh Pilpres di Hongkong, Ketua MPR Minta DPR Panggil Menlu
"Jangan sampai ada yang membenturkan TNI dan Polri sebagaimana terjadi di awal reformasi. Saatnya Polri berani bertindak tegas menangkap seluruh pihak yang melakukan politik uang, intimidasi, dan jual beli C6 (surat undangan pemilihan, red),” tandas anggota Komisi I DPR itu.
Tjahjo pun mengajak semua pihak untuk mengawasi TPS. “Masyarakat, relawan serta aparat keamanan kami harap ikut mengawasi TPS. Kita wujudkan kedaulatan rakyat di dalam menentukan pemimpinnya," ucap Tjahjo.(ara/jpnn)
BACA JUGA: Serangan JK Mudah Diantisipasi Kubu Prabowo-Hatta
BACA ARTIKEL LAINNYA... 22 Ribu WNI Nyoblos di KBRI Singapura
Redaktur : Tim Redaksi