jpnn.com - JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla gagal merebut supremasi dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada debat kelima yang digelar, Sabtu (5/7) malam. Alasannya, serangan yang dilancarkan pada debat terakhir sudah diprediksi sejak awal.
Hendri mengatakan Hatta sudah menduga JK akan melontarkan pertanyaan nostalgia. Misalnya mengenai kebijakan impor beras. Dengan tenang, Hatta menyampaikan fakta dan data terkait hal tersebut.
BACA JUGA: 22 Ribu WNI Nyoblos di KBRI Singapura
"Itu kelihaian Hatta dalam menjawab pertanyaan atau tekanan yang dilancarkan JK. Hatta sudah sangat siap dengan pertanyaan nostalgia," kata Hendri saat dihubungi wartawan, Minggu (6/7).
Hendri menambahkan, penyampaian visi misi Hatta terkait pangan, energi, dan lingkungan, lebih terstruktur ketimbang JK. "Hatta tampil sangat elegan, meneruskan kegemilangannya saat debat keempat. JK gagal merebut supremasi dari Hatta," tuturnya.
BACA JUGA: Tantowi: Prabowo Sejak Dulu Menolak Impor Beras
Selain penampilan JK yang emosional, dia mencermati komitmen Joko Widodo (Jokowi). Semalam, mantan walikota Solo itu kembali menegaskan mengenai pentingnya pelaksanaan daripada perencanaan. Menurutnya, pernyataan itu sangat bertolak belakang dengan kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Banyak yang nggak sesuai omongannya. Jangan bicara komitmen, karena banyak hal di Jakarta yang masih level perencanaan dan belum sempat dilaksanakan, tapi Jokowi cuti meninggalkan Jakarta," terangnya.
BACA JUGA: Dijenguk Istri Muda, Luthfi Hasan Ishaaq Sehat
Pernyataan yang diulang-ulang itu diakui Hendri membuat banyak orang jengah. Berbagai persoalan di Jakarta yang belum terselesaikan menjadi tolak ukur kinerja Jokowi. "Jakarta belum beres. Kalau memang bilang melaksanakan, ya sampai selesai. Jangan pelaksanaan belum selesai, ditinggal," terangnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Garap Orang Dekat Akil Mochtar
Redaktur : Tim Redaksi