Ketum IMI Bamsoet Memperkenalkan Motor Kuning Listrik Bike Smart Harga Rp 10 Juta

Percepat Migrasi Kendaraan Berbahan Bakar Minyak ke Listrik

Jumat, 12 Februari 2021 – 17:00 WIB
Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo memperkenalkan sepeda motor kuning listrik Bike Smart (BS elektrik). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo memperkenalkan sepeda motor kuning listrik Bike Smart (BS elektrik) berlogo kepala macan dengan tampilan futuristik yang elegan.

Peluncuran sepeda motor itu sebagai bagian dari visi dan misi IMI untuk negeri, yakni mempercepat migrasi kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan bermotor listrik.

BACA JUGA: Motor Listrik Bergaya Klasik Mirip Honda Super Cub, Sebegini Harganya

"Selain ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara, motor listrik BS juga ramah 'kantong' karena harga jualnya yang sangat terjangkau, hanya berkisar Rp 10 juta,” kata Bamsoet di Jakarta, Jumat (12/2).

Ia menjelaskan motor kuning listri BS elektrik diproduksi di Gresik, Jawa Timur, dengan kandungan komponen 60 persen dari dalam negeri untuk pemasaran wilayah Indonesia timur, dan di Jakarta untuk pemasaran wilayah Jawa Barat hingga Sumatera, juga menjadi penguat perekonomian rakyat di tengah pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Letjen TNI (Purn) Marciano Norman Lantik Bamsoet jadi Ketum IMI, Ini Dia Nama-nama Beken di Kepengurusan 2021-2024

“Karena mampu menyerap banyak tenaga kerja sekaligus memberikan multiplier effect ekonomi yang besar bagi sektor penunjang lainnya," ungkapnya.

Ketua ke-20 DPR RI ini menjelaskan berdasar data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada 2019 lalu sebanyak 6,05 juta unit motor berbahan bakar minyak terjual ke masyarakat.

BACA JUGA: PKS Minta Pemerintah Hentikan Impor Listrik

Secara keseluruhan, diperkirakan ada 143,75 juta motor berbahan bakar minyak yang berada di berbagai wilayah Indonesia.

"Tak heran jika tingkat pencemaran udara di Indonesia cukup tinggi sekaligus menunjukkan betapa besarnya subsidi BBM yang harus ditanggung negara,” jelasnya.

Dia berpendapat dengan beralih ke motor listrik, kondisi pencemaran udara sangat bisa ditekan.

Pengeluaran rutin yang selama ini dikeluarkan masyarakat untuk merawat motor konvensional bisa dialihkan ke sektor pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Lantaran kendaraan listrik tidak menuntut perawatan yang mahal, sebagaimana terjadi pada kendaraan konvensional," jelas Bamsoet.

Wakil ketua umum Kadin Indonesia ini menambahkan, pengeluaran negara untuk subsidi BBM dalam rentang waktu 2014-2019 saja mencapai Rp 700 triliun.

Ia menjelaskan di APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun.

Menurut dia, ke depannya subsidi itu bisa dialihkan ke berbagai sektor lain seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, hingga pengembangan riset dan teknologi.

"Jarak tempuh motor listrik BS bisa mencapai 45 km sekali isi baterai. Kebutuhan charging-nya tidak terlalu memakan waktu, cukup 6 jam-8 jam baterai sudah terisi penuh. Jadi bila diisi malam hari, pagi harinya bisa digunakan kembali untuk menunjang aktivitas masyarakat," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler