jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menempatkan kinerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan sebagai bagian yang terbaik. Hasil studi tersebut langsung mendapat respon positif dari Ketua Umum MMP Romadhon Jasn.
Menurutnya, BG adalah sosok pemimpin yang mumpuni, lebih-lebih pada masa negara dalam kondisi kurang bagus karena pandemi.
BACA JUGA: Hasil Riset Kinerja Kabinet Jokowi â Kiai Maâruf Amin, LPI Sebut Kepala BIN Budi Gunawan Terbaik
“Budi Gunawan ditempatkan sebagai yang terbaik kinerjanya dengan skor 99 dalam skala 0- 100, keberhasilan BG tidak lepas dari reputasi dan sepak terjangnya sebagai mantan Wakapolri,” ungkap Don sapaan akrabnya itu.
Aktivis Cilosari itu juga menilai seorang BG adalah pimpinan lembaga negara yang merespon dengan cepat tentang penangan Covid-19. Oleh karenanya, ia menganggap sikap itulah yang membuat sosoknya mendapat poin tertinggi.
BACA JUGA: Mabes Polri Diserang, Jokowi Singgung Listyo Sigit, Hadi Tjahjanto, dan Budi Gunawan
“BG dinilai paling cepat dalam menyikapi dan merespons problem wabah pandemi Covid- 19” lanjutnya.
Sebelumnya, Pengamat politik Karyono Wibowo menyampaikan hasil penilaian atas predikat terbaik yang layak disematkan terhadap Budi Gunawan. Dalam hasil kajian lembaganya tersebut, ia menggambarkan realitas kinerja para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
BACA JUGA: Pakar Pertahanan UI: Wajar Kepala BIN Budi Gunawan Terbaik
“Dalam hal daya tanggap, misalnya, Kepala BIN, Panglima TNI, dan Kapolri, jelas yang terbaik karena memang setidaknya institusi itulah yang paling terdepan dalam mengatasi Covid-19 ini dari awal,” kata Karyono sebagaimana diberitakan banyak media, Jumat (9/7).
Don sebagai aktivis milineal menambahkan, BG berani mengambil keputusan dengan tegas kalaupun hal tersebut beresiko melahirkan kritik dari banyak kalangan. Bagi Don, pandemi bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga menyangkut keamanan rakyat dan negara.
“BIN di bawah kepemimpinan BG berani mengambil resiko dikritik karena dinilai ikut campur (intervensi) dalam urusan pendemi Covid yang dianggap bukan "maqom-Nya". Padahal Covid bukan melulu soal kesehatan tetapi menyangkut keselamatan rakyat dan negara,” tutup Don. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil