jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengatakan, jika uji kompetensi guru (UKG) digunakan untuk pemetaan, seharusnya tidak dilakukan untuk seluruh guru. Dia menuturkan sejatinya Kemendikbud sudah mempunyai data hasil UKG pada 2012 lalu.
"Data itu tidak diapa-apakan sampai sekarang. Malah dijadikan bahan olok-olok guru," tuturnya. Sebab dari hasil UKG itu diketahui nilai rata-rata guru hanya 50-an (dari skor maksimal 100).
BACA JUGA: Calon Peserta UKG Banyak yang Dicoret, Ini Sebabnya
Sulistyo juga mengatakan UKG jika tetap dilakukan, tidak berjalan secara diskriminasi. Dia menuturkan tidak adil jika kualitas soal UKG disamakan antara guru honorer dengan guru PNS.
Menurutnya kompetensi guru-guru honorer yang penghasilannya pas-pasan, tidak bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas keprofesiannya. (wan)
BACA JUGA: Pendaftaran Ujian Nasioanal Perbaikan Tinggal 14 Hari Lagi
BACA JUGA: Kemendikbud Dukung Dua SMK di Sumba Barat Daya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Ingin Film Nasional Jadi Tuan di Rumah Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi