jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan, tidak menjadi jaminan partai yang pertama kali menyatakan dukungan pada calon presiden bakal menerima bonus elektoral tertinggi.
Contoh Golkar, meski paling awal menyatakan dukungan pada Joko Widodo sebagai capres di Pilpres 2019, tapi bonus elektoral yang diperoleh kalah jauh dibanding PDI Perjuangan.
BACA JUGA: Lebih Baik Usung Aktivis ketimbang Jokowi dan Eks TNI
Menurut Ara -panggilan akrab Maruarar-, kesimpulan itu terlihat dari hasil survei yang digelar Cyrus Network.
PDIP disebut paling banyak menerima bonus elektoral, mencapai 27 persen. Kemudian Golkar (11,5 persen).
BACA JUGA: Waketum Gerindra: 2019 Joko Widodo Is Over!
Meski Golkar berada di urutan kedua, tapi selisih bonus elektoral yang diperoleh terpaut cukup jauh.
"Betul Golkar yang pertama, tapi yang disebut identik dengan Jokowi itu PDIP. Jadi yang pertama tak menjadi ukuran," ujar Ara saat menjadi pembicara pada rilis survei Cyrus Network di Jakarta.
BACA JUGA: Cawapres Dari Golkar Bernilai Strategis Bagi Jokowi
Ara juga menyoroti elektabilitas Partai Golkar. Dia mengaku heran, karena tidak ada peningkatan padahal partai berlambang pohon beringin itu kini dipimpin seorang ketua umum yang baru.
Hasil survei Cyrus Network memperlihatkan elektabilitas Golkar berada di urutan kedua bersama Gerindra (11,5 persen). Terpaut jauh dari PDIP yang berada di urutan pertama (26,9 persen).
"Dengan pergantian ketua umum, ternyata suara (elektabilitas) Golkar enggak juga naik. Bahkan sama dengan Gerindra. Ini menurut saya cukup mengagetkan.Saya mendoakan agar suara Golkar naik, tapi bukan dengan mengganti ketua umumnya lagi," pungkas Ara.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mardani PKS Akui Jokowi Masih Seng Ada Lawan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang