jpnn.com - Dampak dari keterpurukan keuangan Nissan, perusahaan otomotif Jepang ini terpaksa harus memangkas biaya-biaya non-vital, lansir Reuters.
Pencatatan terakhir dari hasil keuangan perusahaan, mengungkapkan bahwa selama paruh pertama tahun keuangan 2019 Nissan, yang berakhir pada 30 September, laba operasi mencapai 31,6 miliar yen - ini adalah 85 persen kurang dari apa yang dicatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Paket Body Kit Nissan GT-R, Tinggal Pilih Sesuai Bujet
Sumber internal menyatakan, langkah-langkah restrukturisasi dan efisiensi akan terus berlanjut hingga akhir tahun keuangan perusahaan pada Maret 2020, dan kemungkinan besar akan berlanjut ke tahun bisnis berikutnya.
Beberapa upaya efisiensi yang ditentukan sampai pada biaya konferensi dalam sebuah pertemuan. Termasuk larangan perjalanan yang efektif untuk staf di Amerika Serikat, di mana pasar penjualan sangat terpukul, kata salah satu sumber.
BACA JUGA: Merugi di Indonesia, Nissan Memilih Berinvestasi di Thailand
Ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Nissan, dengan pemimpin sebelumnya, Carlos Ghosn , mengumumkan kepergiannya dari perusahaan setelah dikaitkan dengan skandal penggelapan keuangan perusahaan.
Sejak saat itu, beberapa eksekutif top telah pergi juga, yang terbaru ialah wakil COO Jun Seki . Hubungan yang tegang dengan mitra Alliance, Renault, turut memperumit daftar masalah yang dihadapi Nissan. (mg8/jpnn)
BACA JUGA: Konsep Mobil Listrik Ariya Digadang Menjadi Bahasa Baru Nissan
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha