jpnn.com, TOKYO - Forward Brooklyn Nets Kevin Durant menjadi salah satu bagian tim nasional basket Amerika Serikat (AS) yang akan bertarung di Olimpiade Tokyo 2020.
Ketika AS mengumumkan 12 pemainnya yang akan berlaga di turnamen tersebut, nama Durant menjadi sorotan dibanding pemain lainnya.
BACA JUGA: Jelang Olimpiade Tokyo 2020: Pelecehan Rasialisme Menimpa Timnas Jerman saat Lawan Honduras
Ia dianggap sebagai teladan di dunia basket dengan segala pencapaian yang diraihnya, baik di level klub maupun timnas.
Sejak manapaki karier di NBA pada 2007 lalu, Durant telah memenangi kejuaraan itu sebanyak dua kali, pada 2017 dan 2018 saat memperkuat Golden State Warriors.
BACA JUGA: Olimpiade Tokyo 2020: Ini Permintaan Ketua KOI kepada Masyarakat Indonesia
Ia juga empat kali menjadi pencetak poin terbanyak di NBA, yaitu pada 2010, 2011, 2012, 2014. Belum lagi torehan seperti Rookie of The Year pada 2008, serta menjadi pemain terbaik NBA musim 2014.
Di level timnas, forward berusia 32 tahun ini dua kali membawa Amerika Serikat meraih medali emas Olimpiade. Kemudian satu kali juara Piala Dunia Basket 2010 sekaligus menjadi pemain terbaik di turnamen itu.
Dari pencapaian tersebut, jelas ia tak perlu membuktikan apa-apa lagi soal kehebatannya ke dunia internasional. Durant bisa saja menolak panggilan AS untuk berlaga di Olimpiade demi mendapat waktu istirahat.
Namun, sebagai warga asli Washington D.C, Durant perlu diapresiasi soal komitmennya tetap mau membela tim basket AS di Jepang nanti.
Komitmen dan kesetiannya kepada AS tidak pernah goyah. Durant kini memiliki kesempatan untuk meraih emas ketiganya di Olimpiade.
"Saya telah berkomitmen untuk tim basket AS sejak saya keluar dari perguruan tinggi. Saya akan pergi ke sana (Olimpiade). Saya beruntung berada di sekitar atlet terbaik di dunia, jadi saya hanya ingin mengambil pengalaman," ujarnya.
Tim basket putra AS memang memulai persiapan mereka jelang Olimpiade dengan hasil yang kurang memuaskan. Mereka kalah dua kali dari tiga laga uji coba yang dijalani.
Kekalahan dialami saat melawan Nigeria dan Australia. Mereka hanya sanggup menang sekali saat melawan Argentina pada 13 Juli dengan skor 108-80.
Memang timnas basket Amerika Serikat diisi banyak talenta yang bermain di NBA, tapi hanya tiga anggota skuad mereka (termasuk Durant) yang pernah merasakan atmosfer Olimpiade.
Untuk itu, tak heran Durrant dianggap sebagai pemimpin bagi rekan-rekannya agar bisa melangkah jauh di turnamen ini.
Soal dua kekalahan yang dialami timnya saat menjalani uji coba, mantan pemain Oklahoma City Thunder itu menyebut AS memang masih mencari bentuk permainan terbaiknya.
"Kami adalah tim yang masih bersatu dan berusaha menemukan identitas kami. AS banyak memiliki pemain hebat, tapi terkadang kami ragu dalam menyerang dan bertahan,"
"Namun, tim ini selalu bekerja menuju arah yang tepat,"ujarnya.
Tim basket AS memiliki satu pertandingan uji coba sebelum benar-benar terjun di Olimpiade, yakni melawan Spanyol pada 19 Juli.
Pertandingan melawan Spanyol yang juga tim basket peringkat dua dunia serta peraih medali perunggu Olimpiade 2016, seharusnya menjadi ajang pembuktian seberapa siap timnas basket putra Amerika Serikat turun di ajang Olimpiade Tokyo 2020.(olympic/mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib