MENTERI Luar Negeri Australia, Kevin Rudd menyatakan mundur dari jabatannya. Rudd beralasan, dirinya sudah muak dengan rangkaian "Opera Sabun" di Pemerintahan Australia.
Rudd mengumumkan penunduran dirinya dalam jumpa pers di sela-sela kunjungan kenegaraan di Washington, Amerika Serikat Rabu (22/2) pagi waktu setempat (22/2). Ruud juga merasa tak dibela Perdana Menteri Australia, Julia Gillard saat mendapat kritikan dari sesama menteri di pemerintahan negeri Kanguru itu.
Dikutip dari Daily Telegraph, Rudd yang pernah menjadi PM Australia dan disingkirkan Julia pada 2010 lalu akan memikirkan masa depannya setelah kembali ke Australia pada Jumat (23/2) lusa. Rudd akan terlebih dahulu berkonsultasi dengan keluarga dan teman-temannya.
Julia sebelumnya disebut-sebut akan memberhentikan Ruud dari jabatannya sebagai Menlu Australia pada pekan depan. Langkah Julia itu merupakan respon atas isu bahwa Rudd akan mencoba merebut kembali kursi PM melalui pemilihan di Partai Buruh. Namun Julia yang tercatat sebagai PM wanita pertama di Australia, belum berkomentar atas pengumuman pengunduan diri Rudd.
Rudd sebelumnya diberitakan telah mendapat dukungan dari beberapa anggota Partai Buruh untuk menggantikan. Dalam beberapa kesempatan, Rudd secara terbuka juga menyampaikan kritikannya atas kepemimpinan Julia.
Sikap ini membuat beberapa anggota kabinet menyerang Rudd, termasuk Menteri Regional Australia Simon Crean. Rudd merasa kapabilitas dan integritasnya diserang oleh Simon.
“Ketika saya hari ini menanyakan komentar Perdana Menteri Julia atas serangan-serangan itu, dia memilih untuk tidak berkomentar. Saya hanya bisa beranggapan kalau Julia sependapat dengan para penyerang saya, “ kata Kevin.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maret, Pendaftaran Capres Mesir Dimulai
Redaktur : Tim Redaksi