Khansa Syahla, Si Cilik yang Taklukan Gunung Carstensz

Rabu, 19 Juli 2017 – 09:23 WIB
Foto: Khansa Syahla si cilik berusia sebelas tahun akhirnya berhasil menjejakkan kakinya di puncak gunung Carstenzs Pyramid di Papua. Dokumentasi pribadi Khansa Syahlaa

jpnn.com, JAKARTA - Khansa Syahlaa si cilik berusia sebelas tahun akhirnya berhasil menjejakkan kakinya di puncak gunung Carstensz Pyramid di Papua.

Bendera Merah Putih dikibarkannya dengan penuh kebanggaan bersama sang ayah, Aulia Ibnu pada Sabtu (15/7).

BACA JUGA: Kang HW Siap Tancapkan Merah Putih di Kutub Selatan

Aulia mengaku bangga dengan sang putri yang mampu menaklukkan gunung tertinggi di Indonesia itu.

"Persiapan kami empat bulan kurang lebih. Medan berat, ada dinding tegak harus menggunakan alat," kata Aulia dalam konferensi pers di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (18/7).

Selain masalah medan, Aulia mengaku putrinya juga mendapatkan kendala dalam mendaki gunung yang memiliki ketinggian 4.884 mdpl itu.

Medan yang terjal, suhu dingin, dan hujan es sempat mengganggu perjalanan bersama putrinya hingga terlambat empat hari menuju puncak Carstensz.

Kemudian, saat mendaki mendekati puncak, Khansa juga harus beradaptasi lantaran tubuh kecilnya harus menyesuaikan ketinggian.

"Ketika naik ketinggian empat ribu mdpl, masalah utama adalah bagaimana kita menyesuaikan tubuh di ketinggian. Makanya kunci keberhasilan pendakian ini adalah saat oksigen di kepala kita cukup untuk membuat kita bisa terus berjalan, beraktivitas, makan dan istrahat," kata dia.

Pendakian Khansa, lanjut dia, melengkapi penjelajahannya mencapai tujuh puncak gunung tertinggi di Indonesia, sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai pendaki cilik perempuan yang menjadi “7 Summiter of Indonesia".

Khansa sebelumnya berhasil meraih puncak Gunung Binaiya (3.027 mdpl) di Pulau Seram, Maluku, Puncak Gunung Rinjani (3.726 mdpl) di Lombok, NTB, Gunung Latimojong (3.478 mdpl) di Sulawesi Selatan, puncak Gunung Kerinci (3.805 mdpl) di Sumatera, dan Gunung Semeru (3.676 mdpl) di Jatim.

Sementara itu, Khansa menceritakan pengalamannya selama mendaki di gunung Carstensz. Dia mengaku bahwa medan yang dilaluinya sangat berat.

"Medan berat ada dinding tegak harus menggunakan alat. Cuaca juga lagi sering hujan. Kadang hujan air, kadang hujan es," kata Khansa.

Khansa bahkan kerap jatuh bangun untuk melanjutkan pendakian. Namun, dia menegaskan, puncak adalah tujuan utama.

"Mesti semangat persiapannya sudah empat bulan, sayang pengin sampai puncak," tegasnya. (Mg4/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler