Teknologi pengintai meningkatkan kekhawatiran soal privasi di banyak negara, termasuk di Australia. Tetapi memanfaatkan teknologi itu, kamera pengintai justru bisa membiarkan para lanjut usia untuk ditinggal sendiri di rumah dalam waktu lama.
Chris Ketts menjadi perawat bagi ibunya yang berusia 78 tahun, Jean Johnston, meski tinggal di negara bagian yang berbeda di Australia.
BACA JUGA: Bocah Afghanistan Penggemar Messi Terancam Mengungsi Dari Rumahnya
Tanpa perlu SMS atau telepon, Chris bisa tahu jika ibunya sudah makan obat epilepsinya atau jika ia masih di ruang keluarga untuk beberapa waktu.
Meski Chris tinggal 300 kilometer dari ibunya, ia tahu kapan ibunya beranjak dari tempat tidur.
BACA JUGA: Hobart Miliki Klub Kebugaran Khusus Tuna Rungu Pertama di Australia
Photo: Jean Johnston, usia 87 years old, memiliki tempat tinggal yang sudah dipasang banyak sensor oleh anak perempuannya. (Foto: Koleksi Chris Ketts )
Teknologi pengintai telah memungkinkan Chris memperhatikan ibunya secara virtual, termasuk perangkat dan sejumlah sensor gerak yang dipasang di tempat tinggal ibunya di kawasan Howlong, negara bagian New South Wales.
BACA JUGA: Demi Lestarikan Bahasa Arab, Ibu Australia Tulis Buku Anak Bilingual
"Saya bisa melihatnya kapan saja dan saya tahu di mana dan bagaimana keadaannya," ujar Chris.
Lewat rumahnya di Melbourne, Victoria, Chris menggunakan sebuah aplikasi untuk mengetahui jika ada gerakan di apartemen ibunya, meski tidak berbentuk foto atau video, tetapi menujukkan dimana aktivitas berlangsung.
"Jika ia masuk ke kamar dan menghabiskan cukup banyak waktu di sana saya mendapat peringatan, kalau-kalau dia jatuh atau sesuatu," kata Chris
Ketika saudara perempuan Chris sekaligus perawat utamanya pindah ke luar negeri, keluarganya dihadapkan dengan keputusan yang sulit.
"Saya merasa kalau dia pergi ke panti jompo, keadaannya jadi memburuk, menjadi ketergantungan pada orang, dan kami tidak ingin itu terjadi padanya.:"
"Ia masih aktif. Dia tidak ingin pergi ke panti jompo, dia ingin tinggal di rumahnya sendiri dan kami berpikir, 'Ini jadi langkah selanjutnya'."Ada resikonya
Tinggal di rumah bukanlah langkah yang mudah untuk diambil.
"Masalahnya adalah soal jarak, mengawasinya dan ia sudah mulai kehilangan ingatannya, sehingga kami sedikit khawatir bagaimana ia akan melakukannya sendirian," kata Chris.
"Dia kena epilepsi, jadi ia harus minum obat secara rutin setiap harinya."
Mereka memutuskan untuk menguji coba sistem baru, yang menggunakan teknologi alarm yang biasanya untuk pencuri dan termasuk sebuah perangkat, yang bisa mengingatkan Jean untuk makan obatnya.
Sensor di laci obat membuat Chris tahu kapan ibunya mengambil obat.
"Awalnya saya pikir dia mungkin merasa seperti Big Brother [acara televisi popular] yang sedang menontonnya dengan semua sensor," kata Chris.
Chris mengaku baik ia ataupun ibunya tidak memiliki masalah privasi dari sistem yang digunakan. Photo: Chris Ketts dan Lynne Johnston bersama ibu mereka, Jean, yang tinggal mandiri di rumahnya. (Foto: Koleksi Chris Ketts)
Apa lagi yang ada di luar sana?
Peneliti di bidang informatika biomedis dari University of Melbourne, Frank Smolenaers mengatakan ada produk lain yang akan bisa dipakai untuk merawat lansia, termasuk perangkat rumah lain, perangkat yang dapat dikenakan, serta sensor deteksi tiga dimensi.
"Pada dasarnya terlihat seperti kamera, tapi bukan," kata Profesor Smolenaers.
"Jika pasien terlihat seperti akan jatuh atau benar-benar sudah jatuh, maka lewat algoritma yang ada dalam sistem akan mendeteksinya dan mengirimkan peringatan." Photo: Peneliti dari University of Melbourne mengatakan sistem sensor bisa mendeteksi gerakan orang yang beresiko jatuh. (Foto: Semantrix )
Frank mengatakan produk baru tidak akan menggantikan pekerjaan perawat atau pengasuh tetapi akan mengurangi tekanan yang ada pada penyedia perawatan lansia.
"Saya rasa krisisnya adalah memiliki cukup dokter, perawat dan tempat tidur di rumah sakit, serta fasilitas perawatan lansia karena populasi kita yang semakin tua," katanya.
"Ini sebenarnya solusi untuk masalah; tidak menciptakan masalah lain seperti mengambil pekerjaan orang."
Irene Cayas, penjabat presiden Older People Speak Out, kelompok advokasi untuk lansia Australia, mengatakan tidak ada yang bisa menggantikan sentuhan manusia.
"Kami harus merawat," kata Cayas.
"Kami tidak merawat, hanya menjadi bagian dari angka dan statistik."
"Teknologi? Para perawat memiliki begitu banyak akses ke teknologi, mereka adalah orang yang berpengetahuan luas, mereka profesional. Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa mereka lebih berharga."
"Apa yang mereka lakukan tidak bisa dikerjakan oleh orang biasa," katanya. Photo: Anna Meyer, Irene Cayas, dan Yvonne Campbell, adalah anggota dari Older People Speak Out. (Foto: Koleksi Yvonne Campbell)
Tetapi Chris mengatakan produk baru bisa memiliki dampak nyata pada industri.
"Saya rasa ini akan berubah dan memberi orang lebih banyak pilihan," katanya.
"Khususnya dengan laporan terbaru tentang fasilitas perawatan lansia dan kurangnya perawatan dari beberapa mereka, saya rasa orang akan mencari alternatif lain dan mereka merasa jauh lebih baik jika berada di rumah sendiri: baik secara emosional, sosial, dan kesehatan. -bahkan mereka jauh lebih baik."
"Ini akan memberikan efek positif pada harga dirinya dan kemampuannya sebagai orang yang mandiri."
Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wabah Lalat Buah Terjadi di Wilayah Australia Selatan