Khawatir PSK Dolly Eksodus ke Mojokerto

Kamis, 19 Juni 2014 – 09:11 WIB

jpnn.com - MOJOKERTO – Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus mengkhawatirkan di wilayahnya bakal berdiri lokalisasi Dolly II. Pasalnya, kota ini cukup strategis dan berdekatan dengan Surabaya serta memiliki dampak cukup berat.

Ditemui seusai peresmian pelayanan satu atap di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Mojokerto, Mas’ud mengaku sudah mengeluarkan perintah tegas ke bawahannya untuk segera melakukan sweeping dan mendata jumlah pekerja seks komersial (PSK) di Kota Onde-Onde tersebut.

BACA JUGA: 15 Daerah di Aceh Buka Lowongan CPNS 2014

”Saya sudah perintah satker terkait untuk melakukan pendataan,” terangnya saat dikonfirmasi soal antisipasi Pemkot Mojokerto atas penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya.

Mas’ud menambahkan, yang patut diwaspadai adalah hunian sewa seperti kos-kosan, hotel, dan lokalisasi di kawasan Balongcangkring. ”Perintah saya, harus dilakukan pendataan di semua tempat hiburan. Jangan sampai Mojokerto menjadi Dolly II,” tegasnya.

BACA JUGA: Kota Padang Terparah Diobrak-abrik Angin Kencang

Selain mengantisipasi eksodus PSK Dolly, kata Mas’ud, dirinya berusaha mengikis jumlah perempuan nakal dari bumi Mojokerto. ”Berbagai langkah kita lakukan. Termasuk memberikan siraman rohani agar mereka kembali ke jalan yang benar,” jelasnya.

Untuk mengurai kekhawatiran tersebut, wali kota meminta satpol PP dan instansi terkait, misalnya dispendukcapil dan dinsos, segera turun dan menjalankan tugas mereka dengan baik. Sementara itu, tindakan yang akan dilakukan terhadap pendatang yang terbukti merupakan PSK adalah mengembalikan mereka ke daerah asal.

BACA JUGA: Korban Bus Maut Tanjakan Emen Bertambah

”Makanya, kita melarang penanggung jawab atau pemilik rumah kos menerima penghuni baru. Kalaupun menerima, harus benar-benar selektif,” tandasnya.

Terpisah, Kasatpol PP Kota Mojokerto Agus Supriyanto mengatakan, langkah antisipasi atas penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yang berlangsung kemarin dilakukan sejak beberapa bulan silam.

Di antaranya dengan memberikan surat edaran kepada sejumlah pengelola kos-kosan dan kelurahan. ”Mereka kami mintai data semua. Agar data yang kita miliki fixed,” terangnya.

Selain itu, di sejumlah titik yang dicurigai menjadi lokasi strategis pelarian para PSK Dolly, sudah dilakukan pendataan. ”Warung remang-remang yang ada di sepanjang bypass dan Jalan Mayjen Sungkono juga sudah kami beri imbauan agar jangan sampai menampung orang baru yang tak jelas latar belakangnya,” papar Agus.

Meski mengaku sudah melakukan sosialisasi dan imbauan terkait eksodus PSK Dolly, Jumat besok (20/6) satpol PP berencana memanggil pengelola hiburan, pemilik kafe, dan pengusaha hotel di Kota Mojokerto. ”Kita ingin semuanya komitmen. Tidak akan memberikan ruang gerak bagi PSK Dolly masuk ke Mojokerto,” tambahnya.

Upaya antisipasi juga dilakukan Pemkab Madiun. Petugas satpol PP setempat kemarin menggelar sosialisasi di lokalisasi PSK Gude, Teguhan, Jiwan.

Di lokalisasi itu, Pemkab Madiun menerapkan zero growth atau pertumbuhan nol alias tidak boleh ada penambahan jumlah PSK. Namun, Jawa Pos Radar Madiun yang kebetulan mengikuti kegiatan tersebut menemukan seorang PSK wajah baru yang masih belia. Perempuan berinisial AY itu mengaku baru berusia 18 tahun. ’’Saya baru dua minggu di sini (Gude, Red.),’’ ujarnya polos.

Bahkan, dia mengaku belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Namun, AT, mucikari AY, buru-buru membantah pengakuan anak asuhnya tersebut. Induk semang itu menyatakan, KTP AY dipinjam ibunya untuk jaminan kredit di sebuah bank.

’’Usianya sudah 20 tahun. Dia memang tidak membawa KTP soalnya dipinjam ibunya,’’ elaknya sembari menyebut PSK baru itu belum tahu apa-apa tentang seluk-beluk Gude.

Di lain pihak, Kasi Ops Satpol PP Kabupaten Madiun Toni Agus Purnomo menyatakan sudah mengecek temuan tersebut. Dia membenarkan bahwa AY berusia 18 tahun 6 bulan. Pihaknya akan menindaklanjuti masalah tersebut dengan pihak terkait.

Mulai mucikari, pengurus, dan dinas sosial. ’’Sementara itu, kami masih menunggu KTP yang katanya masih dipinjam ibunya. Kalau memang benar masih di bawah umur, akan kami tindak tegas,’’ janjinya.

Sementara itu, setiap bulan Ramadan pemkab setempat akan menutup lokalisasi tersebut selama sebulan penuh. Hal itu merupakan bagian dari upaya bersih-bersih prostitusi selama akhir Juni hingga Juli mendatang. ’’Semua aktivitas prostitusi selama Ramadan kami tutup,’’ kata Kepala Satpol PP Kabupaten Madiun Agus Budi Wahyono saat bersosialisasi kemarin.

Sosialisasi itu diberikan terkait dengan rencana penutupan lokalisasi tersebut kepada 60 PSK, belasan mucikari, dan sejumlah pengurusnya. Ditekankan, lima hari menjelang puasa atau tepatnya 24 Juni mendatang, seluruh penghuni, baik PSK, mucikari, maupun pengurus, dilarang melayani tamu lelaki hidung belang. ’’Kalau ada yang nekat, akan kami razia,’’ tegasnya.

Pihaknya juga mengimbau agar seluruh PSK tidak mampir ke lokasi esek-esek liar selama penutupan tersebut. Dikhawatirkan, mereka akan membawa penyakit kelamin yang menular, misalnya HIV/AIDS, saat kembali ke Gude yang dibuka H+5 Idul Fitri pada Agustus mendatang. ’’Langsung pulang saja. Jangan mampir ke tempat prostitusi lain,’’ pintanya.

Agus menambahkan, pihaknya juga melarang PSK membawa saudara, kerabat, maupun teman saat kembali ke Gude. Sebab, sudah ada larangan penambahan PSK.

Larangan itu sekaligus merupakan upaya antisipasi eksodus para PSK lokalisasi Dolly Surabaya yang telah ditutup pemkot setempat. ’’Nanti, saat lokalisasi itu dibuka, kami lakukan pengecekan data para PSK tersebut,’’ imbuhnya.

Pengurus lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude Suwaji menambahkan, pihaknya siap menutup sementara lokalisasi tersebut. Mereka juga sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada pihak desa maupun warga setempat. ’’Kalau penutupan sementara selama puasa memang selalu kami lakukan setiap tahun,’’ ungkapnya.

Hal senada diutarakan sejumlah mucikari. Mereka mengaku sudah mengetahui instruksi penutupan sementara itu. Termasuk tanggal dibuka atau kapan penghuni tersebut kembali beraktivitas melayani pria hidung belang. ’

’Yang penting jangan ditutup permanen. Kalau ditutup permanen kami tidak setuju,’’ ujar seorang mucikari yang bertubuh subur. (ron/abi/tyo/sat/JPNN/ c9/c22/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov dan 8 Daerah di Sumut Tak Rekrut CPNS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler