Khofifah Tak Berambisi Dampingi Ical

Senin, 09 Juli 2012 – 05:50 WIB

JAKARTA - Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menanggapi santai kemunculan namanya sebagai salah seorang yang diusulkan sebagai cawapres pendamping capres Aburizal Bakrie (Ical) pada Pilpres 2014. Mantan menteri pemberdayaan perempuan era Presiden Gus Dur itu belum mau berandai-andai terkait hal tersebut.
 
"Hingga sekarang yang punya peluang itu adalah mereka yang punya partai," kata Khofifah di sela-sela konferensi pers terkait Hari Anak Nasional (HAN) di Kantor PP Muslimat NU, Minggu (8/7).
 
Hal tersebut, kata Khofifah, merupakan fakta konstitusi yang ada hingga saat ini. Di UUD 1945 tegas diatur, yang berhak mengajukan pasangan capres-cawapres adalah parpol. "Karena itu, saya mengalir saja, tidak ngoyo meski sudah disebut-sebut," imbuh mantan politikus PKB tersebut.
 
Saat ini Khofifah memilih tetap berkonsentrasi menjalankan amanat kongres Muslimat NU di Bandar Lampung pada 2011 yang telah memilih dirinya memimpin organisasi perempuan nahdliyin tersebut untuk kali ketiga. Mantan cagub Jatim itu mengungkapkan, dukungan terhadap dirinya untuk bisa maju dalam pilpres mendatang sebenarnya tidak hanya datang dari Golkar. Sejumlah pimpinan parpol juga sempat mengutarakan niat ingin mengusungnya pada 2014.
 
Termasuk, lanjut Khofifah, internal Muslimat sendiri di daerah-daerah, banyak yang mulai melakukan hal yang sama. "Tapi, ini kan juga masih dua tahun. Masih terlalu jauh kalau sudah bicara dukung-mendukung sekarang. Sekali lagi, mengalir saja," tuturnya sambil tersenyum.
 
Alumnus Unair itu lantas membeberkan bahwa politik di Indonesia kerap diwarnai ketiba-tibaan. Misalnya, Presiden Ke-2 RI Soeharto menjadi tokoh yang muncul paling menonjol sesaat ketika kejatuhan rezim Orde Lama.

"Padahal, saat itu kan ada Pak Nas (Jenderal A.H. Nasution, Red) yang seharusnya lebih mungkin. Tapi, kan kemudian tiba-tiba saja muncul Supersemar," katanya kembali tersenyum.
 
Ketiba-tibaan selanjutnya muncul juga saat Presiden Habibie diangkat pasca kejatuhan Soeharto. Sedikit yang menduga bahwa Pak Harto, sapaan Soeharto, yang sudah memimpin 32 tahun, akhirnya bisa dijatuhkan saat itu.

Ketiba-tibaan juga berlanjut saat Gus Dur maupun Megawati Soekarnoputri ganti memimpin negeri ini. "Jelang Pilpres 2004, lha kok tiba-tiba Pak TK (Taufik Kiemas, Red) bilang SBY kayak anak TK, eh tiba-tiba SBY naik drastis. Nah, apakah nanti 2014 juga ada ketiba-tibaan, semua bisa saja," katanya, kali ini dengan tertawa.
 
Sebelumnya Ical menyebutkan, sedikitnya ada lima nama yang telah resmi diusulkan sebagai kandidat cawapres untuk mendampingi dirinya. Mereka, antara lain, adalah Soekarwo (gubernur Jatim) yang diusulkan DPD I Partai Golkar Jatim, Kepala Staf Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo yang diusulkan DPD I Kaltim, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X (gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta/DIJ) yang diusulkan DPD I DIJ. Selanjutnya, ada nama Ketua MK Mahfud M.D. dan Khofifah yang diusulkan sejumlah ormas pendiri Golkar. (dyn/c9/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diprediksi Dua Putaran, Foke Dibayangi Jokowi dan Hidayat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler