Ki Gendheng: Krisis Kejatuhan SBY September 2012

Selasa, 17 Januari 2012 – 23:08 WIB

JAKARTA - Paranormal Ki Gendheng Pamungkas mengatakan jangan pernah berharap dari para jenderal purnawirawan. Mereka itu, menurut Gendheng, setelah pensiun baru berteriak mengkritisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Jangan pernah berharap dari para jenderal purnawirawan. Mereka baru sekarang berani berteriak mengkritik SBY setelah pensiun. Lupakan mereka. Kita harus mendekati para jenderal aktif, khususnya Pangdam, agar mereka mau berperan seperti tahun 1998," kata Gendheng, pada diskusi yang diselenggarakan Rumah Perubahan 2.0 bertema “Gerakan Rakyat Vs Merosotnya Kredibilitas Pemerintah”, di Jakarta, Selasa (17/01).

Untuk itu, kata Gendheng, para aktivis perubahan perlu mendekati tentara aktif agar mereka berperan seperti pada pra kejatuhan Presiden Soeharto tahun 1998 yang “membukakan” pintu DPR sehingga dapat diduduki mahasiswa. "Kalau pun para jenderal purnawirawan itu kita libatkan, minta mereka yang melakukan pendekatan kepada jenderal-jenderal aktif supaya mendukung revolusi,” ujar Ki Gendheng.

Menurut paranormal ini, problem utama Indonesia sekarang ada pada SBY. Selama SBY masih menjadi presiden, jangan harap berbagai masalah bangsa bisa diselesaikan. Century misalnya, lanjut Ki Gendheng, tidak akan pernah bisa dituntaskan selama SBY masih menjadi presiden.

“Jadi, kalau mau memperbaiki negara, langkah pertama adalah menurunkan SBY. Dalam pandangan paranormal saya, Maret sampai September 2012 adalah masa-masa kritis SBY. Pada periode itulah akan ditentukan jatuh-tidaknya SBY. Tapi saya yakin, dia akan jatuh. Saya sendiri sudah sejak awal meletakkan foto SBY di kandang burung perkutut dan saya gantungkan di depan rumah,” tukasnya.

Di tempat yang sama, aktivis 98 Ahmad Kasino menambahkan tanda-tanda kejatuhan SBY melalui revolusi sudah semakin tampak. Bahkan dibandingkan dengan 1998, tanda-tanda itu jauh lebih kondusif. Di masa Presiden Soeharto, tentara mendukung penuh. Begitu juga dengan tokoh agama yang memberi dukungan dengan berkali-kali melakukan kebulatan tekad. Sikap serupa juga ditunjukkan hampir seluruh organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi.

“Bandingkan dengan sekarang, situasinya sudah jauh berbeda. Para tokoh agama menjuluki SBY pemimpin pembohong dan terus-menerus mengertik dengan pedas. Buruh, tani, mahasiswa, aktivis, bahkan purnawirawan TNI juga sama. Sekarang tinggal tunggu waktu saja, revolusi akan rakyat menjatuhkan SBY,” ungkap Kasino yang terlibat langsung pada peristiwa 1998.

Menurut dia, dalam teori revolusi, jika kondisi objektif dan subjektif sudah terakumulasi, maka pasti terjadi revolusi. Sekarang kondisi objektifnya sudah ada, yaitu harga berbagai kebutuhan dan jasa sangat mahal sehingga tidak terjangkau rakyat. Sedangkan kondisi subjektifnya juga ada, yaitu rasa ketidakpuasan seluruh elemen masyarakat terhadap pemerintah.

“Ibarat lailatul qodar yang ada tanda-tanda khususnya, revolusi kali ini pun sudah ada tanda-tandanya. Tinggal tunggu waktu terakumulasi saja. Tapi saya yakin, tahun ini SBY akan jatuh,” ujar Kasino. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Mampu Lindungi Rakyat, SBY Dianggap Langgar Konstitusi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler