Itu terlihat dalam pertemuan para ulama dan kader PKNU dengan PKB di Ponpes Futuhiyah Mranggen, Jawa Tengah, Rabu malam (31/10). Pertemua itu dibenarkan pengasuh Ponpes Futuhiyah Mranggen KH Hanif Muslich selaku tuan rumah dalam pertemuan itu.
Hadir dalam acara tersebut mantan Ketua PKNU Jateng KH Yazid Mahfudz, Wakil Ketua Dewan Syuro PKNU KH Muchosis Nur, anggota Dewan Syuro KH Abdul Azis, KH Salamun dari Magelang, Ketua PKNU Banyumas Gus Lutfi, Gus Furqon dan Gus Tahal dari Temanggung, Wan Abdurrachman Purworejo, anggota Dewan Syuro PKB KH Zaenal Arifin, dan sejumlah pengurus PKNU dari berbagai daerah serta pengurus PKB Jateng.
Penyatuan PKNU dan PKB itu digagas oleh Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). Gus Yusuf menjelaskan, melalui forum ini, pihaknya sowan kepada para kiai sepuh untuk ‘nyuwun dawuh’ dan nasihat terkait perkembangan politik ahlusunnah wal jamaah. Selain itu, munculnya paham-paham yang menyerang akidah ahlusunnah wal jamaah menjadi keprihatinan bersama.
Dia mengaku berat sekali untuk tidak memikirkan PKB atau partai lain yang pengurusnya kader-kader NU. “Apalagi kalau sampai meninggalkan PKB atau PKNU," tandas kiai sepuh NU ini.
Dia mengatakan, ada kebutuhan untuk mengintegrasikan antara agama dan politik, agar akidah ahlusunnah wal jamaah tidak terus dirongrong oleh kekuatan lain. Tanpa dukungan kekuasaan, maka agama akan tenggelam. “Di sinilah PKB berusaha untuk menjadi alat kekuasaan untuk kemaslahatan agama," tandas Gus Yusuf.
Gus Yusuf kemudian mengemukakan, PKB Jateng saat ini tengah melakukan konsolidasi struktural. "Insya Allah dengan dilandasi semangat memperjuangkan aswaja, kebersamaan di dalam PKB akan terwujud kembali. PKB sangat terbuka kepada siapapun untuk bergabung. Semua demi kebesaran PKB dan NU, " paparnya.
Di Sragen, ujar Gus Yusuf, PC NU sudah memfasilitasi berkumpulnya kembali kader PKNU dan PKB. Gus Yusuf juga menyerahkan sikap politik PKB terkait pilgub kepada para kyai. Siapapun gubernurnya, yang penting wakilnya dari NU.
Mantan Ketua DPW PKNU Jateng Yazid Mahfudz justru mengingatkan untuk melewati ambang batas parlemen 3,5 persen secara nasional, kesadaran untuk bersama-sama kembali mutlak diperlukan. Lupakan semua dinamika yang terjadi, semua itu adalah pengalaman bagi kader-kader NU.
"Saya punya pengalaman dipecat secara organisasi oleh PKB. Bahkan saya direcall dari DPRD Jateng. Tapi saya tidak menaruh dendam. Semua risiko karena pilihan politik. Sekarang saya bergabung kembali ke PKB juga siap dengan segala risiko," tandasnya.
Wakil Ketua Dewan Syuro KH Muchosis Nur mengatakan, PKB tidak perlu repot-repot menyatukan kader-kader NU. Selama masih ada pesantren dan ulama, siapa saja sebagai kader NU pasti tidak akan mungkin meninggalkan PKB. "Saya mendukung sepenuhnya apa yang menjadi program dan hajat PKB," kata kiai sepuh dari Banyumas ini.
KH Abdul Azis, Dewan Syuro PKNU menambahkan, dia berkali kali ditawari menjadi pengurus partai lain. "Ketika mereka sowan ke saya, saya hanya mendoakan saja. Karena hati saya selalu di NU dan partai yang dilahirkannya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Bidik Parpol Gagal Verifikasi
Redaktur : Tim Redaksi