Kiai Haji Sholeh Iskandar Diusulkan jadi Pahlawan Nasional, Menko PMK Angkat Suara 

Rabu, 25 Januari 2023 – 00:07 WIB
Menko PMK mewakili Wakil Presiden Ma'ruf Amin hadir pada seminar nasional kepahlawanan Kiai Haji Sholeh Iskandar. Foto Humas Kemenko PMK 

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menanggapi soal usulan Kiai Haji Sholeh Iskandar menjadi pahlawan nasional. 

Menurut Menko Muhadjir, seorang tokoh masyarakat menjadi pahlawan nasional terdapat beberapa tahapan yang perlu dilalui dan memerlukan waktu yang cukup lama.

BACA JUGA: Prediksi Menko PMK Soal Kondisi Industri & Ketenagakerjaan di 2023, Melegakan

Selain itu, diperlukan keterlibatan ahli sejarah (sejarawan) untuk mengkaji dan memperdalam kepribadian Kiai Haji Sholeh Iskandar terkait peranan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

"Saya kira perlu melibatkan sejarawan untuk bergabung mengkaji lebih dalam tentang peranan beliau, sehingga nantinya akan terungkap 'mutiara' kepribadiannya," jelasnya, Selasa (24/1).

BACA JUGA: Menko PMK Rapat dengan 12 Gubernur Membahas Isu Krusial Ini

Kiai Haji Sholeh Iskandar adalah seorang ulama yang juga pendiri Universitas Ibn Khaldun, sebagai perguruan 1we444fi swasta pertama di Bogor pada 1961.

Dia juga mendirikan Pondok Pesantren Darul Hijrah, Darul Fallah, Darul Muttaqin, dan pondok pesantren lainnya. Dia juga turut mendirikan Rumah Sakit Islam Bogor pada 1982-an.

BACA JUGA: Menko PMK Muhadjir Resmikan Rumah Resiliensi Indonesia

Sebagaimana kelompok santri lainnya pada masa perjuangan, dia juga ikut terlibat aktif dalam mendorong kemerdekaan Indonesia dari para Kiai Haji Sholeh Iskandar dengan berbagai cara.

Sholeh Iskandar membentuk Laskar Rakyat Markas Perjuangan Rakyat Leuwiliang (LRMPRL) dan Laskar Hizbullah.

Kedua laskar itu merupakan basis laskar pejuang rakyat yang beroperasi di wilayah Bogor Barat dan Banten.

Setelah proklamasi dan TNI secara formal dibentuk, kedua laskar ini kemudian dilebur dan menjadi basis tentara Batalyon VI, yang lantas berubah menjadi Batalyon 0, Tirtayasa, Siliwangi sesuai Dekrit Presiden 20 Mei 1947.

Kiprahnya di dunia militer berakhir dengan pangkat Mayor TNI Angkatan Darat. 

Menko Muhadjir juga mengusulkan supaya lebih diperdalam peranan Sholeh Iskandar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa sehingga dalam pencantuman gelar kepahlawanannya tidak ada perdebatan di khalayak umum.

"Saran saya diperdalam betul peranan beliau pada waktu cq6awal maupun menjelang kemerdekaan, terutama peran beliau sebagai komandan berpangkat mayor di satuan laskar Hisbullah itu, sehingga tidak ada lagi argumen yang meragukan kepahlawanan beliau sebagai pahlawan nasional," pungkas Menko Muhadjir Effendy. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Achmad Yurianto Meninggal Dunia, Menko PMK: Sosok Dokter yang Cerdas & Tegas


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler