jpnn.com, PALANGKARAYA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma'ruf Amin meminta santri tak tunduk pada pandangan pesimistis yang menyebut Indonesia akan bubar pada 2030. Pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu menegaskan, santri harus memiliki semangat juang untuk membangun diri dan berprestasi demi Indonesia yang lebih baik.
"Bagi yang pesimistis, katanya Indonesia akan bubar. Padahal, kita harus memanfaatkan milestones yang sudah disiapkan oleh Pak Jokowi. Kalau ini kita manfaatkan, Indonesia bisa tinggal landas," kata Ma'ruf dalam sambutannya di hadapan santri dan ulama yang berkumpul untuk merayakan Hari Santri Nasional di Asrama Haji Kalimantan Tengah, Palangkaraya, Rabu (23/10).
BACA JUGA: Ketika Kiai Maruf Tak Terima Disebut Lelaki Tua
Sebelumnya anggapan tentang Indonesia bubar pada 2030 disampaikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Pernyataan Prabowo tentang Indonesia bubar pada 2030 itu mengutip dari novel Ghost Fleet.
Ma'ruf melanjutkan, para santri harus bisa menjadi sumber daya manusia yang tangguh, memiliki kompetensi dan semangat tinggi dalam membangun Indonesia. Mantan rais aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) itu lantas menceritakan daya juang para atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games dan Asian Para Games 2018 lalu.
BACA JUGA: TKN Jokowi Khawatir Kasus Bendera Tauhid jadi Isu Politik
Awalnya, para atlet ditarget untuk tak mendapatkan banyak medali emas maupun peringkat baik. Belakangan dengan semangat juang atau fighting spirit yang tinggi, para atlet justru menggandakan perolehan emas dari target awal.
Pada Asian Games 2018, Indonesia menempati peringkat keempat negara peraih medali. "Kita harus memiliki fighting spirit yang tinggi seperti itu," kata Ma'ruf.
BACA JUGA: Kiai Maruf Tegaskan Peran Besar Jokowi soal Hari Santri
Ma'ruf juga meminta para santri menyiapkan diri ke depan. Menurutnya, para santri harus mampu bersaing dan mengambil peran dalam pembangunan ekonomi nasional.
Ma'ruf mengajurkan, selain mampu membaca ayat Alquran, para santri harus bisa membaca tata kehidupan masyarakat.
"Para santri harus mampu membaca situasi, keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Bukan hanya membaca, tapi mencarikan solusi untuk menguraikan dan menyelesaikan problem di masyarakat,” katanya.
Ketua umum nonaktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu juga mengingatkan para santri yang kini hidup di era digital. “Santri milenial masa depan harus punya kemampuan dan semangat yang tinggi. Inilah yang harus kita bangun, jadikan inspirasinya dari Hari Santri ini," tandasnya.(tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo: Ini Singa-Singa Tua yang Masih Berdiri Semangat
Redaktur : Tim Redaksi