jpnn.com, SEMARANG - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa pesantren dan Nahdlatul Ulama alias NU mempunyai peran dan tanggung jawab yang berat. Menurut Ma'ruf, dua lembaga itu bertanggung jawab atas keutuhan bangsa.
BACA JUGA: Sandiaga Janjikan Pusat Halal Dunia, Kiai Ma'ruf: Telat Ente
BACA JUGA: Kiai Maâruf: Pak Jokowi Itu Bukan Mengkritik tapiâ¦
Hal itu disampaikan Kiai Ma'ruf saat menggelar silaturahmi dengan kalangan ulama NU dan santri Pondok Pesantren Bugen Al-Itqon Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/1). Kiai Ma'ruf menyampaikan peran dan tanggung jawab itu kini ada di pundak para ulama NU.
"Maka itu para ulama di dalam mengembangkan kenegaraan karena NU sebagai jamiyah dinniyah islamiyah sesuai dengan bidang keagamaan Islam bagaimana membangun Islam yang damai," kata Ma'ruf.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Bicara Halal, Maruf Amin: Telat Ente
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini melanjutkan, ulama juga berperan dalam mengembangkan nilai-nilai kegamaan. Selain itu, memiliki peran untuk mengawal yang disebutnya wilayah kebangsaan dan kenegaraan.
Di sisi lain, kata Ma'ruf, saat ini muncul paham-paham keislaman yang berkembang di Indonesia yang tidak sejalan dengan nilai-nilai ahlusunah waljamaah. Dari sini, Ma'ruf menganggap peran ulama NU dan pesantren harus ditingkatkan kembali.
BACA JUGA: Jokowi: NU Punya Komitmen Keagamaan Sekaligus Kebangsaan
BACA JUGA: Masa sih Pak Jusuf Kalla Tidak Bulat Dukung Jokowi - Ma'ruf?
Ma'ruf menganggap, munculnya paham keagamaan yang ada akhir-akhir bukan lagi soal bagaimana cara mengantisipasi melainkan tengah berada dalam posisi menghadapinya. Maka itu, dibutuhkan kembali ajaran ahlusunah waljamaah kembali ke tempat-tempat ibadah seperti masjid.
"Dulu kita orang NU sering kehilangan sendal di masjid, belakangan kehilangan masjid, tinggal sendalnya (yang tidak hilang). Ini problem-problem yang kita hadapi, maka harus ada langkah-langkah antisipasi," pungkas ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP: Muhammadiyah dan NU Layak Dapat Nobel Perdamaian
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga