Kiai Ma'ruf: Potensi Kemenangan di Sumbar Harus Dikonversi jadi Elektabilitas

Jumat, 08 Februari 2019 – 10:09 WIB
KH Ma'ruf Amin dan istri Wury Estu Handayani disambut relawan di Padang, Sumbar. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, PADANG - Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menyambangi Posko Forum Komunikasi Relawan Pemenangan Jokowi atau FKRPJ di Jalan Ahmad Yani, Padang, Sumatera Barat, Jumat (8/2).

Kiai Ma'ruf disambut hangat Ketua FKRPJ Mayjen TNI (Purn) Hartind Asrin dan para relawan serta unsur partai pendukung Jokowi - Kiai Ma'ruf.

BACA JUGA: Ahmad Basarah: Bung Karno Menolak Ateisme dalam Pancasila

Sebuah spanduk besar berisi ucapan selamat datang juga terpasang menyambut kedatangan sosok ulama yang karib disapa Abah itu. Relawan tampak bersemangat untuk mendengar arahan pemenangan pasangan 01.

Abah dalam arahannya menyatakan bahwa Jokowi - Kiai Ma'ruf harus menang di Sumbar. "Jadi, di sini harus menang. Kenapa, karena potensinya besar," kata Kiai Ma'ruf di hadapan relawan.

BACA JUGA: TGB Peringatkan Ada Hoaks soal Agama yang Dimainkan Pekan Ini

Dia memerinci potensi pertama adalah pasangan ini didukung sepuluh partai. Awalnya sembilan, tapi kini menjadi sepuluh setelah Partai Bulan Bintang atau PBB bergabung. Belum lagi, kata Kiai Ma'ruf, di sejumlah daerah ada partai-partai yang mendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, menyatakan dukungan kepada Jokowi - Ma'ruf. Baik itu secara organisasi maupun personal.

"Jadi, namanya 10 plus. Ini potensi besar sekali. Nah, bagaimana ini bisa dikonversi menjadi poin elektabilitas. Kalau potensi besar hasilnya kecil, berarti ada yang tidak beres, ada yang mis," katanya.

BACA JUGA: Pesan Yenny Wahid Buat Fadli Zon: Kalau Bela Prabowo Jangan Hina Ulama

Selain itu, kata Kiai Ma'ruf, potensi lain adalah kepuasan masyarakat terhadap pembangunan yang telah dilakukan Jokowi. Dia menegaskan bahwa berdasar survei, kepuasan masyarakat terhadap hasil pembangunan itu mencapai 70 persen. "Jadi, 70 persen itu itu haus dikonversi dalam bentuk suara. Kalau tidak, berarti ada sesuatu yang mis lagi," katanya.

Potensi lain, lanjut Ma'ruf, hasil pembangunan infrastruktur, Kartu Indonesia Sehat atau KIS, Kartu Indonesia Pintar alias KIS, Program Keluarga Harapan atau PKH yang telah dilakukan Jokowi. "Ini semua potensi yang dirasakan masyarakat. Ini juga harus bisa menjual menjadi poin elektabilitas," katanya.

Ma'ruf mengakui kalau masih ada kekurangan maka itu adalah wajar dan biasa. "Kalau kerja mssih sda kekurangan, biasa. Kalau tidak ada kekurangan, itu tidak kerja atau belum kerja," katanya.

Dia mengatakan, program-program ini merupakan pondasi untuk menyejahterahkan masyarakat. Potensi ini bisa diperbesar lagi. "Karena sudah ada pondasi, tinggal nanti bagaimana melakukan memaksimalkan manfaat. Jadi, lebih menjanjikan, tinggal memperbesar," tegasnya.

Potensi lain adalah pasangan 01 merupakan penggabungan nasionalis dan Islam. Menurutnya, Jokowi dianggap merepresentasikan nasionalis. Sedangkan Kiai Ma'ruf merepresentasikan Islam. "Ada yang bilang yang dipilih yang didukung ulama. Saya bilang Jokowi bukan hanya didukung ulama, tapi mendukung ulama," katanya.

Jadi, ujar Kiai Ma'ruf, semua potensi besar itu harus dikonversi menjadi satu kekuatan ril dan mewujudkan elektabilitas. "Jadi bagaimana meykinkan masyarakat, bukan hanya lewat udara tapi juga darat," ungkap Kiai Ma'ruf.

Ketua FKRPJ Hastind Arsin mengatakan bahwa para relawan ini adalah pejuang hebat yang bekerja keras keras tanpa pamrih. "Jadi, mereka bekerja ini bukan baru sekarang, tapi sejak 2 Agustus 2018 lalu. Mereka tidak pernah mengeluh," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei PoliticaWafe: Jokowi - Maruf Kalahkan Prabowo - Sandiaga di Media Sosial


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler