jpnn.com, JAKARTA - Salah satu rais syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin menyatakan bahwa makna kata ‘aulia’ dalam Surah Almaidah ayat 51 bukanlah pemimpin. Dia menafsirkan kata ‘aulia’ dalam ayat itu sebagai teman setia.
Ishomuddin menyatakan hal itu saat dihadirkan sebagai ahli pada persidangan perkara penodaan agama dengan terdakwa Basuki T Purnama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (21/3).
BACA JUGA: Ahli Bahasa Nilai Ahok Tidak Bermaksud Menista Almaidah
"Berdasarkan tafsir yang saya tahu, aulia itu teman setia. Kalau ada yang menerjemahkan sebagai pemimpin, silakan," kata dia di depan majelis hakim pada persidangan yang digelar di Auditorium Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ishomuddin mengaku sudah memperlajari banyak kitab tafsir. Menurutnya, tak satu pun kitab yang menyebut aluia sebagai pemimpin.
BACA JUGA: Sekretaris Tim Pemenangan Ahok Sindir Ketaatan Sandiaga
"Ini menurut tafsir saya. Dari ratusan kitab tafsir, tidak satu pun memiliki makna pemimpin," tambah dia.
Lebih lanjut Ishomuddin menuturkan, Kementerian Agama bahkan berulang kali mengganti tafsir tentang aulia. Meski awalnya Kemenag menafsirkan aulia sebagai pemimpin, namun kini memaknainya sebagai teman setia.
BACA JUGA: Hakim Sebut Sidang Ahok Adalah Masalah Buat Masyarakat
Namun, menurutnya tidak masalah bila masih ada yang mengartikan aulia sebagai pemimpin. Hanya saja, dia mengklaim riset terhadap 30 kitab tafsir tidak ada yang menyimpulkan bahwa aulia adalah pemimpin.
"Dalam riset saya terhadap sekitar 30 kitab tafsir, saya membawa sekitar 111 halaman dari puluhan kitab tafsir tidak ada satu pun saya mendapati bermakna pemimpin. Jadi kata aulia adalah kata yang musytarak, memiliki banyak sekali makna di mana ahli tafsir memilih satu di antara makna tersebut," jelas dia.(mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Utusan Allah Bikin Geger Sidang Ahok
Redaktur : Tim Redaksi