jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra tak menampik adanya gejala adu domba, terutama di media sosial (medsos).
Hal itu terlihat dari banyaknya hoaks berisi adu domba dan fitnah yang bertebaran di dunia maya.
BACA JUGA: Ibu Bhayangkari Diingatkan Sopan di Medsos
“Saya kira kita semua yang memegang gadget harus hati-hati. Kalau ada berita yang ganjil, jangan langsung diviralkan. Sebab, jika diviralkan maka akan merusak karena itulah yang diharapkan oleh yang membuat berita adu domba tersebut,” ungkapnya, Selasa (14/11).
Azyumardi mengungkapkan, masyarakat harus bisa mengenali berita hoaks dan adu domba.
BACA JUGA: Cegah Radikalisme, PKS Gandeng Tokoh Masyarakat dan Aparat
Masyarakat diminta tidak langsung menyebarkan berita yang tak ada di media mainstream.
Masyarakat juga diminta melakukan cek dan ricek saat menemukan berita tak masuk akal tentang pejabat maupun institusi.
BACA JUGA: NTT Ingin Pariwisata Gaduh di Dunia Maya
Menurut dia, jika tidak ditangkal, berita hoaks bisa menghancurkan peradaban.
Apalagi, jika berita itu dibungkus dengan ayat maupun hadis.
“KH Nazaruddin Umar (imam besar Masjid Istiqlal), KH. Said Aqil Sirajd (ketua umum PBNU) ataupun kiai-kiai kampung merupakan kiai yang mempunyai kedalaman ilmu agama. Merekalah yang mempunyai otoritas terkait penafisran suatu ayat maupun hadis,” kata Azyumardi.
Menurut dia, hal yang paling penting saat ini adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang cara bermedia sosial yang benar dan sehat.
Azyumardi menambahkan, cara menangkal munculnya radikalisme harus dimulai dari keluarga.
Terutama dalam memberikan pengertian untuk saling menghormati perbedaan agama, budaya, dan suku yang sangat majemuk.
Pasalnya, Indonesia memang sangat majemuk dan beragam.
“Itu yang harus ditumbuhkan mulai dari keluarga, lalu ke sekolah, hingga ke masyarakat,” kata Azyumardi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Namanya Hendrawan Tan, Hobinya Memaki Polisi
Redaktur & Reporter : Ragil