jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat diminta tidak perlu panik jika terpapar Covid-19, meski rumah sakit kehabisan ruang rawat inap khusus.
Mereka yang terpapar ringan hingga sedang bisa sembuh dengan melakukan isolasi mandiri (Isoman) dan konsisten menerapkan berbagai langkah.
BACA JUGA: Doa Niat Puasa Iduladha
"Isolasi mandiri dengan cara yang tepat adalah solusi terkini yang turut disarankan mengatasi polemik kehabisan tempat layanan di rumah sakit," kata dr Jonathan Surentu dari Siloam Hospitals Manado dalam program edukasi masyarakat secara daring "The Smart Isoman", Jumat (16/7).
Isoman sebaiknya dilakukan di lingkungan rumah atau di kamar yang memiliki ventilasi udara cukup baik. Setelah itu disiapkan sejumlah peralatan medis berserta obat dan vitamin.
BACA JUGA: Kematian Akibat COVID-19 Makin Tinggi, Pemerintah Terpaksa Impor Peti Mati
"Isoman mulai dilakukan saat PCR Test atau hasil swab antigen diketahui positif dengan sejumlah gejala ringan atau sedang. Misalnya batuk, pilek, sakit kepala atau tidak memiliki gejala sama sekali (Asimtomatik)," jelasnya.
Selama melakukan isoman, protokol kesehatan harus dipertahankan, yaitu tetap di rumah, selalu cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, disiplin menggunakan masker, dan tetap menjaga jarak dengan penghuni rumah di dalamnya.
BACA JUGA: Jessica Iskandar Rupanya Pernah Pacaran dengan Gay, Begini Ceritanya..
Dijelaskannya, beberapa alat medis dasar yang perlu disiapkan antara lain masker medis, termometer, oxymeter, kemudian obat-obatan yang terdiri dari paracetamol 3x500 mg jika muncul demam atau nyeri, vitamin C dengan dosis 3x500 mg, vitamin D 400-1000 IU, multivitamin serta obat yang direkomendasikan dokter.
Selain itu, lanjutnya, perlu menjaga kebersihan rumah, mengonsumsi makanan bergizi dan jangan lupa berolahraga ringan selama 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali seminggu.
"Jangan lupa berjemur di pagi hari selama 10-15 menit," katanya.
Dokter yang berpraktik tetap di RS Siloam Manado ini juga mengingatkan bila bergejala batuk, agar etika batuk pun diterapkan, yaitu menggunakan tisu atau menutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam bila batuk berkelanjutan.
"Hal sama dilakukan jika melakukan isolasi pada anak. Namun dalam pengerjaannya, perlu diperhatikan beberapa hal agar kondisi anak tetap fit," terangnya.
Jonathan tidak menyarankan isoman dilanjutkan pada anak kalau mengalami demam, batuk dan disertai sesak secara bersamaan dengan saturasi oksigen kurang dari 95 persen.
"Hentikan isolasi mandiri pada anak bila perilaku anak mengalami gejala banyak tidur atau saat bernapas menyisakan cekungan di dada, mengalami demam berkelanjutan dan kejang. Segera bawa ke rumah sakit," tutur Jonathan.
Perilaku anak yang turut melakukan Isoman yang sulit makan dan minum serta buang air kecil mulai berkurang, merupakan gejala yang harus ditangani segera oleh dokter di rumah sakit.
"Jika terjadi penurunan kesadaran dan sulit bernapas, hentikan isoman dan segera lakukan tindak lanjut untuk ke rumah sakit," tegasnya. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad