Kiat Membangun Kedai Kopi agar Tetap Laris

Senin, 11 Juni 2018 – 09:32 WIB
Dengan saringan di tangan, pemilik kedai kopi, Jhony Puloan, 57, tengah sibuk meracik layaknya seperti seorang barista. (Evi Ariska/JawaPos.com)

jpnn.com, SURABAYA - Owner TGC Coffee Daniel Ko mengatakan, saat ini ngopi sudah menjadi sebuah gaya hidup.

Bahkan, event tentang kopi kini telah menjamur di berbagai kota di Indonesia untuk menggairahkan market komoditas itu.

BACA JUGA: Bekal Hidup Setelah Keluar dari Penjara, Sempat Dipuji Menteri Yasonna

”Peminat kopi di Surabaya sangat potensial. Karakteristik konsumen kopi di kota ini, kalau sudah suka kopi di sebuah kafe, akan minum di situ terus dan benar-benar enggak mau pindah ke tempat lain,” terang Daniel, Minggu (10/6).

Menurut dia, bisnis kafe kopi memiliki potensi yang besar untuk digarap.

BACA JUGA: Tak Tahan Godaan Kopi

Namun, pelaku usaha harus punya strategi yang pas. Sebab, kini sudah menjamur bisnis serupa.

”Pelaku usaha harus memiliki konsep yang matang dan punya ciri khas agar tidak ditinggal pasar,” tegas dia.

BACA JUGA: Perbesar Pasar Ekspor Kopi

Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono mengatakan, Jawa Timur saat ini menjadi sentra utama kopi karena daerah sepanjang pantai selatan memiliki kebun kopi yang bercita rasa tinggi.

”Tren melonjaknya konsumsi kopi di Indonesia terjadi karena tren budaya minum kopi yang mulai digandrungi masyarakat, khususnya kalangan muda. Selain itu, makin banyak orang yang memahami kopi lokal dan muncul tren warung-warung kopi oleh anak muda,” tutur Tjahjono.

Berdasar data Asosiasi Petani Kopi, luas area pertanian kopi di Jatim saat ini mencapai 104.958 hektare.

Dari total luas lahan tersebut, kopi yang dihasilkan sebanyak 59.520 ton.

”Produksi kopi Jatim diharapkan bisa selalu memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan pasar dalam negeri, tentunya,” ujar Tjahjono. (car/c11/sof)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler