Kiat Parimin agar Sukses Berjualan Bakso

Minggu, 19 Februari 2017 – 19:49 WIB
SUKSES: Parimin (tengah) bersama dua pegawainya di warung Bakso Asri di Jalan Dr Sutomo Semarang, Jawa Tengah. Foto: Abdul Mughis/Radar Semarang

jpnn.com - Parimin, seorang perantau asal Wonogiri kini sukses berjualan bakso di Semarang, Jawa Tengah. Pemilik Warung Bakso Asri itu harus melewati perjalanan panjang sebelum akhirnya sukses berbisnis bakso saat ini.

Abdul Mughis, Semarang

BACA JUGA: Aduhai, Bu Dokter Gigi Ini Masih Demen Menyambi

PRIA yang akrab disapa Pak Min ini pernah berjualan bakso keliling dengan memikul rombong dari kampung ke kampung. Tapi kini warungnya di samping utara Mapolrestabes Semarang, Jalan Dr Sutomo Semarang tak pernah sepi.

Setiap hari kecuali Jumat, warung bakso itu selalu dipenuhi pengunjung yang datang silih berganti. Khusus Jumat, Parimin yang kini berusia 47 tahun memilih menutup warungnya untuk libur. Alasannya demi menunaikan salat Jumat.

BACA JUGA: Ganjar: Kalau Lapor Jangan Gunakan Ilmu Kira-kira

Pelanggan warung baksonya berasal dari semua latar belakang. Mulai karyawan perusahaan, pegawai RSUP dr Kariadi, para anggota polisi, PNS Pemkot Semarang, hingga para pejabat penting memesan bakso di warung milik pria asal Gayam, Desa Doho, Kecamatan Girimarto, Wonogiri itu.

Bahkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pernah mampir ke warungnya. Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu datang tiba-tiba ke warung bakso Parimin tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

BACA JUGA: Inilah Pemenang Debat Cagub DKI versi Ganjar Pranowo

”Wah, siapa yang nggak kaget, Mas. Tiba-tiba punggung saya ditepuk oleh Pak Gubernur,” kenang Parimin seperti diberitakan Jawa Pos Radar Semarang.

Namun, katanya, Ganjar justru memesang mi ayam. “Mas damelke mi ayam, mboten ngangge micin nggih (Mas buatkan mi ayam. Jangan pakai penyedap rasa yah,” ujar Parimin menirukan Ganjar saat memesan mi ayam di warung baksonya.

“Terus saya tanya, ‘pakai bakso pak?’. Beliau jawab, mboten kulo kolesterol tinggi (tidak, kolesterol saya tinggi, red),” kenang Parimin lagi-lagi menirukan Ganjar.

Sontak, Parimin bersama tiga karyawannya mengaku ndredeg alias berdebar-debar karena tidak menyangka ada gubernur jajan di warungnya. Itu terjadi beberapa bulan lalu.

Ganjar bersama para staf dan ajudannya berjumlah delapan orang sekitar pukul 12.30, pas jam makan siang. ”Betul-betul kaget, bahkan tidak hanya saya, para pembeli yang lain juga kaget melihat ada gubernur ke sini. Hari istimewa sekali,” katanya.?

Tentu saja kedatangan Ganjar justru dimanfaatkan para pembeli di warung bakso Parimin. Mereka berebut untuk berfoto bersama dengan gubernur berambut puytih itu. ”Pak Ganjar melayani dengan ramah,” ucapnya.

Pak Min juga mengaku sering kedatangan atau menerima pesanan dari para pejabat lainnya. ”Kalau pejabat Polrestabes hampir setiap hari ada yang memesan. Misalnya Pak Kapolrestabes, melalui asisten pribadinya. Termasuk para Kasat,” katanya.

Lebih lanjut Parimin menceritakan, dia berjualan di tempat itu sejak 19 Agustus 2000 silam. Sebelumnya dia memiliki pengalaman panjang karena memang dibesarkan oleh orang tuanya yang juga berprofesi sebagai penjual bakso.

Saat masih duduk di bangku Sekolah Perkebunan Menengah Atas (SPBMA) Jogja, Parimin sering kali membantu orang tuanya yang berjualan bakso di Bogor, Jawa Barat. ”Saya ikut mikul (memanggul) rombong bakso untuk berjualan keliling di perkampungan membantu bapak. Kalau pulang tengah malam melintasi kuburan,” kenangnya.

Sejak saat itulah Parimin ditempa berbagai pengalaman mengenai jualan bakso. Mulai dari cara meracik bakso, perjuangan di masa sulit, hingga membaca peluang bisnis makanan yang populer itu. Dia mengaku menyerap ilmu jualan bakso dari orang tuanya.

”Rata-rata orang di daerah asal saya merantau menjadi penjual bakso. Bahkan hampir di setiap kota besar ada bakso asal Wonogiri,” katanya.

Parimin mengaku tidak mengetahui kenapa banyak masyarakat Wonogiri merantau dengan berdagang bakso. ”Saya tidak tahu sejarahnya, tapi mungkin warisan nenek moyang mengajarkan untuk bekerja keras merantau dengan cara berdagang. Bukan sekadar bekerja menjadi karyawan,” ujarnya.

Pengalaman Parimin selama ikut ayahnya membuatnya untuk mendirikan warung bakso sendiri di Semarang. Kali pertama pada 1994 di ruko Jalan Kaligarang. Kurang lebih selama 4 tahun, ruko itu terkena pelebaran jalan.

Parimin lantas memindah warung baksonya ke samping Gapura Gisiksari Raya dengan mengontrak selama enam bulan. Saat itu pembelinya masih sedikit.

“Sehari hanya satu kilogram daging sapi, terkadang juga tidak habis. Tapi terus saya tunggui dari buka pukul 10.00 hingga 21.00 malam,” katanya.

Akhirnya, Parimin mendapatkan tempatnya berjualan saat ini sejak 19 Agustus 2000. Daging sapi bakso urat menjadi ciri khasnya. ”Alhamdulillah, sekarang sehari tidak kurang dari 15 kilogram daging sapi,” kata Parimin.

Dalam perkembangannya, Parimin menambah menu mi ayam untuk pengembangan bisnis di tempat yang sama. Sehingga, pembeli bisa memilih bakso atau mi ayam.

Bisa juga dikombinasikan mi ayam-bakso. Kesuksesannya berjualan bakso hingga sekarang membuatnya bisa membeli tanah dan membangun rumah berlantai dua di Jalan Tampo Mas Utara RT 1 RW 4 Petompon, Gajahmungkur.

”Bersyukur bisa mencukupi kebutuhan keluarga, bikin rumah, menyekolahkan anak dan membuka lapangan pekerjaan,” ujar ayah empat anak, dua anak terakhir kembar cewek-cowok.

Selama bekerja, Parimin mengaku hanya berbekal ikhlas dan berdoa kepada Allah SWT. Sisanya adalah bekerja keras, tekun, jujur dalam hal apa pun.

”Sering kali ada barang milik pembeli ketinggalan di warung, misalnya handphone, kacamata dan lain-lain. Pasti aman kalau kami yang menemukan,” katanya.

Selain itu, dia juga mengaku berusaha menjaga salat lima waktu agar dilakukan tepat waktu. Karyawannya juga diharuskan rajin salat.

“Kalau hari Jumat saya minta libur. Jumat dipercaya sebagai hari yang sakral bagi umat Islam, maka sebaiknya menyempatkan untuk ibadah,” tuturnya.

Parimin juga memanfaatkan hari libur berjualan untuk membersihkan masjid di dekat rumah. “Saya yakin, semua orang yang memiliki sikap entengan, tulus, tidak mengharap apa-apa, ikhlas, nggak suka dipuja, Allah SWT memberikan jalan kemudahan, dibukakan pintu rezekinya,” ujarnya.(aro/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bakso Kurang Pedas, Penjual Nyaris Tewas


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler