jpnn.com, JAKARTA - Pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan menjadi lebih gamblang setelah berjalan selama dua tahun delapan bulan. Mabes Polri dan Polda Metro Jaya telah menangkap dua anggota Brimob yang menjadi tersangka penyerangan kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Novel menjadi korban teror setelah salat Subuh di Masjid Al-Ikhsan, Jalan Deposito Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 11 April 2017. Lokasi penyiraman tidak jauh dari rumah Novel.
BACA JUGA: Sejak Awal Novel Baswedan Menduga Ada Jenderal Terlibat
Saat Novel dalam perjalanan pulang dari masjid ke rumahnya, ada dua orang berboncengan sepeda motor mendekat dan menyiramkan air keras ke wajah mantan polisi itu. Sontak, saat itu Novel merasakan sakit di wajahnya, sedangkan penglihatannya langsung kabur.
Bagian bawah mata kiri Novel tampak membiru. Dahinya pun terlihat lebam akibat terbentur pohon.
BACA JUGA: Dua Anggota Brimob Penyerang Novel Baswedan Sudah Jadi Tersangka
Novel lantas dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Setelah itu, mantan anggota Polri itu dibawa ke Jakarta Eye Center yang akhirnya merujuknya ke Singapore National Eye Center (SNEC).
BACA JUGA: Apa Motif Anggota Polri Siram Novel Baswedan Pakai Air Keras?
Irjen M Iriawan selaku Kapolda Metro Jaya saat itu mengatakan bahwa polisi mengamankan barang bukti berupa cangkir yang diduga sebagai wadah air keras yang disiramkan ke Novel. Hingga Iriawan meninggalkan jabatannya di Polda Metro Jaya pada Juli 2017, penyiram Novel tak terungkap.
Pada 31 Juli 2017, Jenderal Tito Karnavian selaku Kapolri kala itu merilis satu sketsa wajah terduga penyerang Novel. Polisi kemudian menyebarkan sketsa wajah tersebut.
Idham Azis yang kala itu menjadi pengganti Iriawan di kursi Kapolda Metro Jaya juga menunjukkan sketsa wajah penyerang Novel. Dalam jumpa pers di KPK pada 24 November 2017, Idham memperlihatkan dua sketsa.
Polisi sempat mengamankan sedikitnya tiga orang yang diduga sebagai pelaku. Belakangan mereka dilepas karena tidak terbukti.
Selanjutnya, Tito pada 8 Januari 2019 membentuk satuan tugas (Satgas) untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel. Tim yang dibentuk melalui surat keputusan nomor: Sgas/ 3/I/HUK.6.6/2019 itu beranggotakan 65 orang dan didominasi unsur Kepolisian.
Tenggat masa kerja satgas itu sekitar enam bulan atau 7 Juli 2019. Hanya saja, penyiram Novel tak terungkap meski masa tugas Satgas berakhir.
Perburuan terhadap penyerang Novel berlanjut saat Idham Azis menjadi Kapolri. Dalam rapat di Komisi III DPR pada 20 November 2019, Idham menyatakan bahwa Polri sudah melakukan upaya maksimal dalam menangani kasus Novel.
Polri juga berkoodinasi dengan pihak eksternal seperti KPK, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Komnas HAM, Ombudsman dan para pakar, bahkan dengan Australian Federal Police atau AFP. Polisi juga memeriksa 73 saksi serta menganalisis rekaman CCTV dari 38 titik
"Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 114 toko kimia yang berada di radius satu kilometer dari TKP," ungkapnya.
Idham menambahkan, Polri sudah melakukan rekonstruksi wajah yang diduga pelaku, serta mengamankan tiga saksi yang dicurigai. "Hasilnya tidak terbukti," tegasnya.
Polri juga telah memublikasikan sketsa wajah, mencari orang yang diduga pelaku, membuka saluran hotline 24 jam dan menindaklanjuti informasi yang masuk. Tidak hanya itu, Polri membentuk tim pengawas internal untuk melaksanakan audit terhadap proses penyidikan.
"Kami juga berkooridinasi dan membuka ruang komunikasi dengan pihak eksternal yaitu KPK, Komnas HAM, Kompolnas dan Ombudsman," ungkapnya.
Berdasar rekomendasi Komnas HAM, Polri membentuk tim pakar dan tim pencari fakta yang terdiri dari tujuh akademisi dengan disiplin ilmu dan keahlian yang berbeda guna mendukung proses penyidikan. Polri, lanjut Idham, juga meneliti 282 data dari Direktorat Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mendalami sketsa wajah penyerang Novel.
Akhirnya pada Kamis (26/12) malam, Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menangkap dua anggota Korps Brimob yang diduga sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap Novel. Penangkapan itu dilakukan di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku yang menyerang Novel berjumlah dua orang. Menurutnya, penangkapan itu merupakan hasil tindak lanjut atas kerja tim teknis di lapangan.
“Beberapa waktu lalu dari tim teknis telah menemukan informasi yang signifikan dan informasi itu kami dalami. Maka tadi malam kami dari tim teknis bekerja sama dengan Kakor Brimob telah mengamankan pelaku penyiraman air keras terhadap saudara NB. Pelaku ada dua orang,” kata mantan ajudan Presiden Jokowi itu kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/12). (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada yang Bilang Penyerang Novel Baswedan Menyerahkan Diri
Redaktur & Reporter : Boy