Kimia Farma Investasi Rp 1,2 triliun

Kamis, 11 April 2013 – 07:00 WIB
JAKARTA - PT Kimia Farma (persero) Tbk makin ekspansif tahun ini. Korporasi yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah tersebut bakal meningkatkan kapasitas produksinya melalui pembangunan satu pabrik farmasi baru dengan investasi sebesar Rp 400 miliar. Tak hanya itu, Kimia Farma juga bakal mendirikan pabrik obat herbal Fitofarmaka pertamanya senilai Rp 100 miliar.

Direktur Keungan PT Kimia Farma (persero) Tbk Arief Budiman mengatakan, besarnya kapasitas tambahan yang melengkapi enam pabrik eksisting saat ini dimaksudkan untuk mengejar pertumbuhan kinerja perseroan yang pesat. Tak pelak, untuk pembangunan pabrik, perseroan yang melantai di bursa dengan kode perdagangan KAEF tersebut menganggarkan secara khusus dari total belanja modal (capital expenditure/capex) hingga dua tahun ke depan mencapai Rp 1,2 triliun.

"Kapasitas pabrik baru bisa sampai tiga kali lipat dari sekarang. Karena berdasarkan rancangan kerja, perseroan ditargetkan tumbuh 15 persen. Apalagi, tahun depan targetnya bisa lebih besar, mengingat program BPJS (Badan pengelolaan Jaminan Sosial)  sudah aktif," ungkapnya usai rapat umum pemegang saham, Rabu (10/4).

Pabrik farmasi Kimia Farma yang baru tersebut rencananya akan ditempatkan di tanah seluas 5 hektare, di Banjaran Bandung. Besarnya kapasitas produksi itu, lantaran salah satu pabrik yang berada di Pulo gadung Jakarta akan direlokasi, dan dilebur dengan yang ada di Bandung tersebut. Sementara bekas pabrik farmasi yang ada di Jakarta akan digunakan untuk pengembangan pabrik obat injeksi.

Di samping itu, Kimia Farma juga bakal membangun pabrik obat herbal Fitofarmaka. Lokasi pembangunan pabrik obat herbal ini juga di Banjaran Bandung. "Kebetulan kami punya kebun tanaman obat di Cinagrok Jawa Barat seluas 1.060 hektar. Rencananya kami akan kembangkan obat diabetes dari biji pala. Populasinya cukup besar setelah hepatitis," terang Corporate Secretary Kimia Farma  Djoko Rusdianto di tempat yang sama.

Lalu, kapan pabrik baru tersebut mulai dibangun" "Akhir semester pertama tahun ini sudah ground breaking. Dengan asumsi pengerjaan 1,5 tahun, pada 2015 sudah bisa beroperasi," tutur  Djoko.

Di sisi lain, Kimia Farma telah mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2012. Perseroan berhasil mengantongi laba bersih mencapai Rp 205,13 miliar. Perolehan laba bersih tersebut meningkat 19,43 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp 171,76 miliar.

Tercatat, laba bersih dikontribusikan oleh penjualan yang mencapai Rp 3,73 triliun, atau meingkat 7,27 persen dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,48 triliun. Perseroan pun juga meningkatkan efisiensi pada beban pokok penjualan dari 70,18 persen pada 2012 menjadi 68,53 persen, atau naik sebesar 1,65 persen. Margin laba bersih korporasi pun terkerek 0,56 persen dari 4,93 persen pada 2011 menjadi 5,49 persen pada 2012. (Gal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trio BUMN Ekspansi ke Singapura

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler