Kinerja APBN On Track di Triwulan 1 2024, Penerimaan Bea Cukai Telah Capai Rp 69 T

Selasa, 30 April 2024 – 17:53 WIB
APBN masih diandalkan sebagai shock absorber yang dapat melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah potensi eskalasi tensi geopolitik yang masih tinggi. Foto: ilustrasi/dokumentasi Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih diandalkan sebagai shock absorber yang dapat melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah potensi eskalasi tensi geopolitik yang masih tinggi.

Hal ini terbukti dari kinerja APBN hingga triwulan I 2024 yang tetap on-track di tengah gejolak situasi global.

Di triwulan I 2024, pendapatan negara dalam APBN telah tercapai 22,1 persen dari target, yaitu sebesar Rp 620,01 triliun (-4,1 persen yoy), sedangkan belanja negara dalam APBN terealisasi 18,4 persen dari pagu, yaitu sebesar Rp 611,9 triliun (18 persen yoy), dengan surplus APBN sebesar Rp 8,1 triliun atau 0,04 persen produk domestik bruto (PDB).

BACA JUGA: Bea Cukai Magelang Bergerak Aktif Ajak Masyarakat Gempur Rokok Ilegal

Secara makro, Indonesia memiliki kondisi positif yang tercermin dari adanya peningkatkan output manufaktur, surplus neraca perdagangan, inflansi domestik yang terkendali, prospek pertumbuhan jangka pendek yang masih kuat, dan pasar keuangan domestik yang relatif terjaga.

Neraca perdagangan per Maret 2024 juga masih menunjukan surplus hingga bulan ke-47, meski terdapat tren penurunan.

BACA JUGA: Bea Cukai Jalin Komunikasi dengan Perusahaan Penerima Fasilitas di 3 Wilayah Ini

Hal ini diakibatkan masih lemahnya kinerja ekspor dengan turunnya pertumbuhan impor -4,2 persen, dan ekspor -12,8 persen yoy.

Kepabeanan dan Cukai

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Encep Dudi Ginanjar mengatakan bahwa penerimaan Bea Cukai sampai dengan Maret 2024 telah mencapai 21,5 persen target, yaitu sebesar Rp 69 triliun.

BACA JUGA: Buka Peluang Pasar untuk UMKM di Luar Negeri, Bea Cukai Gelar Business Matching

Namun, Bea Cukai mencatat penurunan 4,5 persen dibandingkan tahun lalu, karena turunnya penerimaan bea masuk dan cukai.

"Penerimaan bea masuk turun akibat penurunan rata-rata tarif efektif turun karena pemanfaatan free trade agreement (FTA) dan penurunan bea masuk dari komoditas utama, sedangkan penerimaan cukai turun karena penurunan produksi barang kena cukai, terutama hasil tembakau, yang sejalan dengan kebijakan pengendalian konsumsi," terang Encep, Selasa (30/4).

Namun, lanjut Encep, di triwulan I ini tercatat ada peningkatan di penerimaan bea keluar sebagai dampak positif dari kebijakan pemerintah, seperti relaksasi ekspor.

Perinciannya, penerimaan bea masuk tercatat sebesar Rp11,8 triliun atau tercapai 20,6 persen dari target (-3,8 persen yoy), penerimaan cukai sebesar Rp 53 triliun atau tercapai 21,5 persen dari target (-6,9 persen yoy), dan penerimaan bea keluar sebesar Rp 4,2 triliun atau tercapai 23,7 persen dari target (37 persen yoy).

"Walaupun terdapat pelambatan di bea masuk dan cukai, kami tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai agar APBN dapat terus menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia," ujar Encep.

Dia menegaskan Bea Cukai pun akan terus mengoptimalkan kinerja fasilitasi industri dan pengawasan untuk menjamin stabilitas ekonomi.

Dia merincikan hingga triwulan I 2024, Bea Cukai telah menggelontorkan insentif kepabeanan sebesar Rp 7,6 triliun.

Atas insentif ini, kawasan berikat telah memberikan dampak nilai ekspor sebesar USD 22,6 miliar dan nilai investasi USD 912,8 juta per Maret 2024.

Untuk kinerja pengawasan, Bea Cukai telah meningkatkan jumlah penindakan kepabeanan dan cukai hingga mencapai 7.959 penindakan.

Diketahui, nilai barang hasil penindakan mencapai Rp 2,4 triliun dengan komoditas utama berupa hasil tembakau, MMEA, NPP, obat, dan tekstil.

"Bea Cukai akan terus berupaya mengoptimalkan perannya dalam APBN, baik di sisi penerimaan, fasilitasi industri, maupun pengawasan," ujar Encep.

Encep menyampaikan Bea Cukai juga berterima kasih atas partisipasi aktif dan kontribusi masyarakat dalam menjaga kinerja baik APBN.

"Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Indonesia akan dapat terus melanjutkan pembangunan, meskipun dihadapkan pada tantangan yang semakin tidak mudah ke depannya," pungkas Encep. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler