JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total kinerja ekspor Indonesia pada Februari 2012 sebesar USD15,65 miliar atau mengalami kenaikan 8,54 persen dibanding bulan yang sama pada tahun lalu. Angka ini, mengalami kenaikan 0,49 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2012 sebesar USD 15,56 miliar.
“Ini merupakan gejala bagus untuk Negara kita,”ujar Kepala BPS Suryamin dalam konfrensi pers bulanan di Jakarta, Senin (2/4).
Menurutnya, kalau melihat pertumbuhan ekspor ke belakang dari tahun 2004-2011 pada bulan Januari kepada Februari selalu mengalami penurunan kecuali pada tahun 2005. Pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 1,98 persen. “Kalau pengalaman tahun-tahun sebelumnya selalu turun dari Januari-Februari sekarang malah naik ini pertanda bagus,”imbuhnya.
Berdasarkan data BPS ekspor non migas bulan Febuari dibandingkan Januari 2007 turun sebesar 0,11 persen. 2008 turun 8,75 persen, 2009 turun 2,31 persen, 2010 turun sebesar 2,81 persen, 2011 turun 1,57 persen.
Untuk ekspor non migas pada bulan Februari ini mencapai sebesar USD3,31 miliar atau mengalami penurunan sebesar 0,7 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2012 yang mencapai USD3,14 miliar. Penurunan ini, karena memang menjadi trens ekspor mengalami penurunan.
“Biasanya migas juga mengalami penurunan tapi bulan febuari ini mengalami surplus 5,19 persen dibandingkan dengan bulan Januari, sehingga ekspor keseluruhan masih surplus dibandingkan januari,”tuturnya.
Sejalan dengan ekspor yang mengalami penurunan, sambungnya impor bulan Febuari impor non migas juga mengalami penurunan. Penurunan ekspor non migas bulan Febuari dibandingkan dengan januari mencapai sebesar 0,65 persen atau mencapai USD11,54 miliar. Sedangkan impor non migas mengalami peningkatan 15,68 persen dibandingkan Januari atau mencapai sebeasr 3,02 miliar.
“Secara keseluruhan impor Febuari mencapai USD14,95 miliar mengalami peningkatan 27,26 persen dibandingkan dengan febuari 2011,”tuturnya.
Sementara itu, neraca perdagangan bulan Febuari masih mengalami surplus sebesar USD 692,8 juta karena ekspor masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan impor. Sedangkan neraca perdagangan kumulatif Januari febuari juga masih mengalami surplus sebesar USD 1,71 miiliar.
“Kalau Maret surplus lebih tinggi lagi maka secara keseluruhan maka neraca perdagangan 1 tahun akan menunjukan kinerja bagus,”pungkasnya. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Beda Tipis, SPBU Asing Lebih Dilirik
Redaktur : Tim Redaksi