jpnn.com - JAKARTA - PT Indosat Tbk (ISAT) menjadi satu-satunya operator telekomunikasi besar yang mengalami penurunan pendapatan di semester I 2014. Beruntung tidak mengalami rugi kurs sehingga berhasil mencetak laba bersih.
Laporan keuangan ISAT untuk periode semester pertama tahun ini mencatat jumlah pendapatan senilai Rp 11,613 triliun atau turun 0,8 persen dibandingkan Rp 11,708 triliun pada periode sama 2013. Sumber pendapatan mayoritas masih dari bisnis seluler dengan kontribusi senilai Rp 9,36 triliun atau turun tipis dibandingkan Rp 9,57 triliun pada periode sama tahun lalu.
BACA JUGA: Cadangan Devisa RI Naik Pesat
Pendapatan multimedia, komunikasi data, dan internet (MIDI) berhasil naik tipis menjadi Rp 1,70 triliun dibandingkan Rp 1,59 triliun pada semester I 2013. Sisanya berasal dari telekomunikasi tetap senilai Rp 542,02 miliar yang juga naik tipis dibandingkan Rp 536,31 miliar pada periode sebelumnya.
Perusahaan telekomunikasi yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Ooredoo Asia Pte Ltd (Qatar) sebanyak 65 persen ini meraih laba selisih kurs sebesar Rp 252,409 miliar dibandingkan pada semester sama tahun lalu menderita rugi selisih kurs senilai Rp 391,998 miliar.
BACA JUGA: Pekerjakan Warga Sorong di Pabrik Sagu Terbesar Dunia
Akhirnya operator pemilik merek dagang Mentari, IM3, dan beberapa lainnya ini berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 226,280 miliar dibandingkan rugi bersih senilai Rp 231,154 miliar pada periode sama tahun 2013. Laba per saham dasar berhasil naik menjadi Rp 41,64 per saham dibandingkan sebelumnya minus Rp 42,54 per saham.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Sudjatmiko menilai kinerja ISAT pada semester pertama tahun ini belum mencerminkan adanya perbaikan fundamental karena hanya mencatatkan keuntungan berdasar selisih kurs.
BACA JUGA: Harga Semen di Pegunungan Papua Capai Rp 1 Juta Per Sak
"Dari sisi pendapatan, terjadi penurunan karena memang persaingan dengan operator besar lainnya yang masih ketat. Terlebih growthnya industri telekomunikasi ini juga sudah tidak bisa terlalu tinggi karena industrinya sudah mature," kata Ahmad kepada Jawa Pos (induk JPNN), kemarin.
Memang, kata Ahmad, dari buku laporan keuangan semester pertama ini ISAT mengalami perbaikan dibandingkan tahun lalu. Namun perusahaan ini diharapkan bisa lebih inovatif dalam menghadapi persaingan. Salah satunya dengan memperbesar porsi bisnis data seluler dan telekomunikasi.
Selain itu ISAT masih terbebani pekerjaan rumah (PR) besar yaitu utang yang tercatat cukup besar. Dalam laporan keuangannya, total liabilitas atau kewajibannya mencapai Rp 35,8 triliun atau sedikit berkurang dibandingkan Rp 38 triliun pada semester pertama 2013.
"Itu PR utama yang harus dipecahkan. Memang saat ini prospeknya kurang begitu baik. Tapi kalau sudah restrukturisasi utang atau bisa lunasi utang-utangnya, prospeknya cukup baik," ungkapnya.(gen/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inalum Jangan Dikaitkan dengan Pasokan Listrik
Redaktur : Tim Redaksi