Kinerja KRAS Tak Sesuai Ekspektasi

Jumat, 16 Maret 2012 – 03:44 WIB

JAKARTA - Kinerja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sepanjang 2011 tidak sesuai ekspektasi. Produsen baja di bawah panji Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu hanya mencatat laba Rp 1,02 triliun. Kondisi itu berarti mengalami penurunan 3,77 persen dibanding edisi sama 2010 di kisaran Rp 1,06 triliun.

Meski begitu manajemen masih bisa berkelit. Alibi paling ampuh yang diajukan sebagai tameng adalah melonjaknya harga bahan baku. Dengan merangseknya harga bahan baku itu tidak bisa mengimbangi harga jual baja. Di mana harga jual baja khususnya Hot Rolled Coil (HRC) mengalami kenaikan sekitar 9 persen dari rata-rata Rp 6.938 menjadi Rp 7.555 per kg. Harga pelat naik 41 persen dari Rp 184 ke Rp 232 per kg.

"Ya, itu tadi kenaikan harga bahan baku lebih signifikan,” tutur Sukandar, Direktur Keuangan KRAS, di Jakarta, Kamis (15/3).

Kalau berbicara pada tataran ideal memang sejatinya kenaikan harga bahan baku sebanding dengan harga jual. Tetapi, fakta tidak selalu seindah apa yang diangankan. Situasi krisis finansial yang membekap hamparan benua biru ikut menekan harga jual. "Memang tidak pernah ideal. Tidak ada skema yang pas dalam kondisi demikian," imbuh Sukandar.

Merujuk laporan keuangan manajemen sebagaimana dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI), terungkap penjualan sejatinya mengalami kenaikan 20 persen dari Rp 14,94 triliun pada 2010 menjadi Rp 17,91 triliun di akhir 2011. Total aset dan libialitis serta Ekuitas meningkat 22,34 persen dibanding periode 31 Desember 2010. Kenaikan aset terjadi pada pos piutang usaha, persediaan, investasi pada saham, aset tetap, beban ditangguhkan jasa pematangan tanah dan estimasi tagihan pajak yang secara kolektif menyumbang sebesar 24,35 persen pada kenaikan nilai total aset perusahaan.

Pada sisi liabilitas dan ekuitas, kenaikan terjadi pada pos pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, uang muka penjualan, dan lainnya dan uang muka konstruksi bagian jangka panjang, pinjaman jangka  panjang, dan ekuitas secara bersama-sama berkontribusi 22,11 persen terhadap peningkatan total liabilitis dan ekuitas.

Total ekuitas perusahaan meningkat 9,54 persen dari Rp 9.425.545 pada 31 Desember 2010 menjadi Rp 10.354.993 pada 31 Desember 2011. Peningkatan terutama disebabkan perolehan laba Per 31 Desember 2011 Rp 1.022.843 dan naiknya kepentingan non pengendali Rp 42.250. Peningkatan Ekuitas berkontribusi sebesar 5,23 terhadap peningkatan Total Liabilitas dan Ekuitas.

Laba kotor tercatat turun 31,8 persen menjadi Rp 1,598 triliun dari Rp 2,268 triliun pada 2010. Meski begitu terdapat pengalihan aset tetap sebanyak Rp 745,425 miliar yang berkontribusi terhadap laba bersih. Laba per saham dasar perseroan juga ikut turun menjadi sebesar Rp 65 per lembar dari Rp 81 per saham pada 2010. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagir Manan: Pajak Alat Berat Tidak Pas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler