TURIN - Juventus pada Serie A musim 2011-2012 kedatangan seorang pemain dari Chile bernama Arturo Vidal. Dia direkrut dari Bayern Leverkusen dengan harga yang tak terlalu mahal untuk ukuran pemain bintang. Hanya EUR 10 juta alias Rp 159,5 miliar. Manajer anyar La Vecchia Signora saat itu Antonio Conte secara langsung memilih sang pemain karena menginginkan kedalaman di lini tengah.
Ketika itu, superstar Juventus Alessandro Del Piero masih aktif bermain bersama klub. Mereka membutuhkan sosok pemain seperti Del Piero. Tajam di depan tapi visioner di posisi second line. Beberapa nama diproyeksikan sebagai Del Piero anyar. Mulai dari Sebastian Giovinco hingga Claudio Marchisio. Tapi, sang pangeran Turin itu tak juga bereinkarnasi.
Hingga pada laga perdana Serie A 2011-2012 melawan Parma, Vidal masuk menggantikan Del Piero. Debut Vidal bagi tim barunya itu seperti debut impian. Bermain cemerlang sekaligus mencetak gol kemenangan hingga skor berakhir 4-1.
BACA JUGA: Real Tak Hanya Ronaldo
"Saya memilih Vidal karena kemampuannya yang sangat khas. Dia kalem tapi mematikan," tutur Conte seperti dilansir Football-Italia. "Setiap kali dekat dengan gawang lawan, dia akan berubah menjadi pembunuh berdarah dingin. Padahal, itu dia belum mengerahkan kemampuan maksimalnya," puji Conte kepada King Arturo, julukan yang diberikan Juventini kepadanya.
Di musim keduanya di Juventus, Vidal menjelma menjadi salah satu kekuatan utama tim asal Kota Turin itu. Bersama Andrea Pirlo, dia membuat lini tengah Juventus menjadi salah satu second line tersolid Serie A. Dua musim langsung berbuah gelar juara liga. Baru berjalan 13 giornata, dia sudah menjadi top assist di Juventus dengan empat assist plus lima gol. Kini Juventus memimpin perburuan scudetto musim ini.
"Rentetan performa gemilang itu menular ke Champions League. Menjamu Copenhagen di Juventus Arena, dia tampil edan dengan mencetak hattrick. Perinciannya, dua penalti (menit ke-29 dan 61) dan gol sundulan pada menit ke-63. Lawan sempat mereduksi ketinggalan via gol balasan Olof Mellberg pada menit ke-56.
Ini adalah hattrick pertama Vidal bersama Juventus. Momen tambah spesial karena ini terjadi di Champions League, kasta paling bergengsi sepak bola Eropa. "Saya suka gol ketiga Vidal. Sebab, itu tercipta dari infiltrasi dia ke kotak penalti. Itu sudah sering kami lakukan di latihan. Dia akan terus berkembang," tutur Conte. "
"Kemenangan ini langsung mengerek Juve dari juru kunci grup B ke nomor dua di bawah Real Madrid. Peluang mereka lolos ke fase knockout terbuka lebar jika mereka meraih poin di Istanbul melawan Galatasary pada Rabu (11/12) mendatang. Hasil seri saja sudah menggaransi mereka ke babak selanjutnya.
Tapi, Galatasary yang kini dilatih Roberto Mancini tak akan memudahkan jalan Juve. Pasalnya, mereka juga bisa lolos jika menang melawan jawara Italia itu. Dengan 4 angka, mereka bisa naik ke posisi kedua menyalip Juve jika menang.
Bekas pelatih Juventus yang kini menukangi Real Madrid Carlo Ancelloti yakin bahwa Juventus bakal mudah meladeni Galatasary. "Setiap laga memiliki kisahnya sendiri-sendiri. jve punya kualitas dibanding Galatasary. Tapi laga di Turki tak akan mudah," katanya.
Ancelotti yang membawa timnya selalu menang melawan Galatasary di fase grup Champions League musim ini mengungkapkan bahwa Juve memiliki peluang lebih besar. "Posisi di grup lebih baik daripada Galatasary. Itu akan memberi tekanan sendiri kepada lawan," katanya. (aga)
BACA JUGA: Deria Kemas Hasil Sempurna
BACA JUGA: McLaren Sebut Red Bull Paling Boros
BACA ARTIKEL LAINNYA... Thunder Hentikan Streak Kemenangan Spurs
Redaktur : Tim Redaksi